Di zaman yang dituntut serba cepat ini, dunia digital sangat membantu kehidupan manusia. Salah satunya adalah berberlanja online.
Barang apapun sekarang bisa kita beli dengan cara online. Termasuk vaksin. Hah, vaksin? Bukannya harus pakai resep dokter ya? Daripada penasaran, yuk simak penjelasannya berikut:
Sebagai bentuk penanggulangan terhadap penyebaran virus Corid-19, pemerintah Indonesia telah mendatangkan vaksin corona impor dari Sinovac, China, sebanyak 1,2 juta dosis.
Pengiriman lanjutan vaksin corona, baik yang siap pakai maupun berupa bahan baku, masih akan berlanjut.
Sejalan dengan itu, Pemerintah telah menetapkan dua jalur vaksinasi, yakni yang gratis dan berbayar atau mandiri. Dari total target sasaran penduduk yang divaksinasi, 30 persennya masuk jalur gratis dan sisanya 70 persen atau sekitar 75 juta orang, masuk jalur berbayar.
"Jadi Insya Allah target 75 juta bulan depan Januari sudah bisa terlaksana. Ada yang namanya vaksin bantuan pemerintah dan ada yang namanya vaksin mandiri," kata Erick Thohir dalam webinar yang diselenggarakan oleh Shopee, pada hari Sabtu (12/12/20) lalu.
Untuk pemesanan dan pembelian vaksin corona jalur berbayar, Pemerintah masih menyiapkan mekanismenya. Apalagi peredaran dan penggunaan vaksin corona juga tetap harus menunggu izin dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Tapi sebelum mekanisme distribusi serta izin dari BPOM ini terbit, PT Bio Farma (Persero) sebelumnya telah menyiapkan salah satu saluran pemesanan vaksin corona untuk jalur berbayar, yakni secara online.
Hal tersebut diungkapkan Chief Digital Healthcare Officer Bio Farma, Soleh Ayubi.
"Untuk vaksin yang mandiri, kita lakukan dengan berbagai channel, dari mulai Apps, web in dan walk in," ujar Soleh dalam diskusi virtual, Selasa (24/12) lalu.
Menurutnya, penjualan vaksin corona lewat berbagai jalur distribusi, dilakukan untuk mengakomodir peserta mandiri di seluruh Indonesia.
Bagi mereka yang berada di daerah yang terjangkau, bisa membeli secara online. Sementara bagi mereka yang tinggal di wilayah pelosok akan dijual dengan offline.
Sebab, infrastruktur seperti sinyal tidak memungkinkan jika dijual dengan online pada daerah tertentu.
"Jadi untuk daerah-daerah yang teknologinya sangat masif, kita berharap sebagian besar orang beli online pakai app in dan web in.
Kalau di daerah-daerah yang belum maju, kita pakai walk in," jelasnya.
Mengenai teknis selanjutnya, nantinya akan diumumkan oleh pemerintah. Pengumuman akan dikoordinasikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan juga Kementerian Kesehatan.
"Akan ada semacam pengumuman yang dikoordinasikan Kominfo dan Kementerian Kesehatan kapan bisa vaksinasi. Sosialisasi ini akan efektif dilakukan di berbagai media," jelasnya.