Tingginya UMR Jenewa membuat banyak orang merasa iri atau tergiur tinggal di kota yang indah itu. Tapi kayaknya, kenaikan UMR itu sebanding sih dengan tingginya biaya hidup di Jenewa. Jenewa sendiri menempati posisi kedua sebagai kota termahal di dunia versi Expatistan.
Di balik itu, warga Jenewa sendiri juga dilaporkan mengalami kesulitan. Terlebih di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Meski gaji warga Jenewa tinggi, banyak dari mereka yang menggantungkan penghasilannya dari pariwisata dan turis.
Makanya, banyak keluarga yang mengandalkan bantuan dari pembagian makan. Antreannya juga mengular panjang. Ya gimana dong, biaya hidupnya emang tinggi juga sih.
Oleh karena itu, kenaikan UMR Jenewa ini diharapkan bisa membantu wrga Jenewa. Terutama 30 ribu pekerja dengan upah rendah. Kebanyakan adalah buruh perempuan.
Gimana, tertarik gak tuh bekerja di Jenewa? Bisa tajir melintir sih kalo pulang ke Indonesia.