Kalau kita diminta untuk menebak manakah kota terkaya di Indonesia, pasti rata-rata jawabannya akan merujuk ke Kota Jakarta. Hal ini tentu saja beralasan. Sebab, Jakarta dengan segala hiruk pikuk kehidupan modern yang gemerlap itu disinyalir sebagai salah satu alasan mengapa Jakarta bisa jadi kota terkaya di Indonesia.
Namun, jika dibandingkan dengan daerah penghasil tambang seperti Bontang, atau Surabaya dengan daerah industrinya, masihkan ada nama Jakarta di benakmu?
Nah, untuk mengetahui bagaimana suatu kota bisa disebut sebagai kota terkaya, caranya kita lihat bagaimana kinerja PDRB mereka.
Apa itu PRDB? Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu.
PDRB bisa juga didefinisikan sebagai jumlah nilai barang dan jasa akhir (netto) yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
Transaksi ekonomi yang dihitung adalah transaksi yang terjadi di wilayah domestik suatu daerah, tanpa memerhatikan apakah dilakukan oleh masyarakat (residen) dari daerah tersebut atau masyarakat lain (non-residen) bukan dari daerah tersebut.
Metode yang digunakan kali ini adalah menghitung PDRB atas dasar harga yang berlaku. PDRB atas dasar harga berlaku maksudnya nilai tambah barang dan jasa, dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun.
Dengan menggunakan harga berlaku, kita bisa melihat pergeseran-pergeseran yang terjadi dalam sektor ekonomi. Selain itu, bisa juga untuk melihat struktur ekonomi yang dimiliki oleh suatu kota, wilayah atau provinsi.
Bisa dikatakan bahwa PDRB adalah jumlah keseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari semua kegiatan perekonomian di seluruh wilayah dalam periode tahun tertentu, yang pada umumnya dalam waktu satu tahun.
Biasanya data PDRB disajikan dalam bentuk per kapita, seperti halnya pendapatan. PDRB per kapita merupakan gambaran dan rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah/daerah tertentu.
PDRB per kapita diperoleh dari hasil bagi antara total PDRB dengan jumlah penduduk suatu kota/provinsi. Data yang tersaji dalam bentuk ini merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu wilayah.
Kota Terkaya di Indonesia
Ilustrasi Kota Terkaya di Indosenia, Jakarta (The Conversation)
Dilansir dari data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2019 yang dirilis pada 2020, menempatkan kota administratif Jakarta Pusat sebagai kota terkaya di Indonesia.
Kota yang menjadi markas utama istana kepresidenan RI ini memiliki PDRB per kapita sebesar Rp760 juta. Selain menjadi pusat pemerintahan, Jakarta Pusat juga dikenal sebagai tempat berdirinya perusahaan-perusahaan berskala besar.
Posisi kedua secara mengejutkan diisi oleh Kediri, kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur ini memiliki nominal PDRB per kapita senilai Rp484 juta atau hampir dua kali lipat dari PDRB per kapita ibu kota Jawa Timur, Surabaya. Wow, baru tau kan?
Kediri merupakan markas dari pabrik rokok terbesar di Indonesia, Gudang Garam, serta menjadi tempat beroperasinya beragam industri pengolahan.Hmm, pantesan.
Posisi ketiga ditempati oleh Kota Bontang dengan PDRB per kapita sebesar Rp329 juta, tak heran mengingat Bontang menjadi tempat berdirinya beragam perusahaan dan pabrik berskala besar, salah satunya perusahaan pupuk terbesar di Asia Tenggara, PKT Bontang.
Jakarta Utara menempati posisi keempat dengan nominal per kapita Rp289 juta, diikuti oleh Jakarta Selatan dengan PDRB per kapita sebesar Rp286 juta.
Cilegon tak mau kalah, kota yang terletak di Provinsi Banten ini rupanya juga memiliki PDRB per kapita yang cukup fantastis. Nilai PDRB per kapita Cilegon mencapai 238 juta. Sebagian besar perekonomiannya ditopang oleh ragam industri berskala besar, salah satunya industri baja (krakatau steel).