Slovakia terkenal karena kastilnya yang sempurna, kartu pos, dan pemandangannya yang dramatis. Namun ada jenis bangunan lain di negara Eropa tengah ini yang menyaingi benteng, rumah besar, dan istana dalam hal kepentingan dan kelimpahannya yaitu perpustakaan.
Namun perpustakaan bukan hanya tentang buku. Mereka memainkan peran integral dalam tatanan sosial komunitas mereka. Mereka memberikan pelatihan literasi kepada para tunawisma, menawarkan ruang berkumpul yang berharga untuk kelompok masyarakat, dan memberikan akses ke sumber daya pendidikan.
Menurut Jill Hurst-Wahl, Associate Professor of Practice di iSchool, “beberapa negara tidak memiliki sejarah perpustakaan yang kaya,” dan banyak dari negara-negara tersebut “tidak memiliki sejarah pendidikan yang kaya.”
Jadi tidak mengherankan jika terdapat korelasi positif yang kuat antara peringkat perpustakaan dan indeks pembangunan, seperti Indeks Pendidikan Program Pembangunan PBB. Hurst-Wahl juga mencatat bahwa ada cerita penting yang tersembunyi di balik pemeringkatan tersebut.
“Institusi kebudayaan sedang diserang,” katanya. “Yang tidak ditunjukkan oleh statistik adalah negara-negara yang perpustakaannya dihancurkan – seperti di Irak dan Suriah.” Hurst-Wahl berharap pertanyaan yang muncul dari pemeringkatan ini dapat meningkatkan kesadaran akan tragedi yang sering terungkap di media.
Berdasarkan data dari Online Computer Library Center Inc (OCLC) dan Bank Dunia, grafik di bawah ini menunjukkan negara mana yang memiliki perpustakaan paling banyak dan paling sedikit per 100.000 penduduk. Slovakia ternyata merupakan surganya para pecinta buku.