Gubernur Jawa Barat berharap peristiwa ini menjadi pelajaran untuk kita semua agar tidak menjadi fanatisme buta yang bisa menyebabkan nyawa seseorang bisa hilang dengan sia-sia.
"Bagi saya lebih baik tidak ada liga sepakbola jika harus mengorbankan nyawa manusia. Hapunten," tutupnya.
Sebenarnya peristiwa suporter tewas dikeroyok bukanlah hal baru lagi di dunia sepakbola Indonesia. Berdasarkan fakta di lapangan, sudah beberapa kali kejadian ini terulang. Namun tetap saja suporter yang fanatik tak pernah mau belajar dari kesalahan.
Mau sampai kapan tragedi seperti ini terulang terus? Banyak nyawa melayang sia-sia hanya karena para suporter yang dibutakan kebenciannya. Apakah para suppoerter di indonesia sekeji itu?
Buat teman-teman semua, fans boleh-boleh aja. Tapi jangan jadi fanatik dan menghilangkan akal sehat ya. Karena pada fitrahnya, kita ini manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.
Coba pikirkan baik-baik. Bayangkan, seandainya orang yang dikeroyok itu memiliki anak dan keluarga, apa tega ? Mari bersama sama ciptakan Indonesia yang aman dan sejahtera. Termasuk dalam persepakbolaan Tanah Air yang sama-sama kita cintai ini.