Pejabat itu juga menyebut kemungkinan pembicaraan normalisasi bisa berlanjut di masa pemerintahan Biden mendatang.
Sebelumnya, Biden sempat menyatakan dukungan pada Abraham Accords selama kampanye dengan penegasan pula dari calon menteri luar negeri Tony Bllinken pada November 2020 lalu.
"Saya berharap pemerintahan Biden memanfaatkan ini karena ini baik untuk semua orang. Perdamaian bukanlah cita-cita Republik atau cita-cita Demokrat," kata pejabat senior itu lagi.
Meski begitu kemungkinan ini tak akan jadi prioritas. Pengamat menilai, Biden dipastikan akan lebih banyak fokus ke penanganan corona di AS dan konsekuensinya pada ekonomi.
Sebelumnya, Israel dan Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik formal, tetapi bekerja sama dalam perdagangan dan pariwisata. Namun Indonesia membeli senjata dari Israel pada 1970-an dan 1980-an.
Tentara Indonesia juga sempat berlatih di Israel. Pada 1993, Perdana Menteri Yitzhak Rabin bahkan sempat bertemu dengan presiden Indonesia saat itu, Soeharto di Jakarta.
Saat dikonfirmasi, Kementerian Luar Negeri RI telah membantah adanya pembicaraan dengan AS soal normalisasi ini.
Namun, Desember lalu, Bloomberg menulis, Trump mengiming-imingi pembiayaan tambahan jika RI melunak dan mau bergabung dengan sejumlah negara yang telah lebih dulu menormalisasi hubungan.
Media itu mengutip Kepala Eksekutif US-International Development Finance Corporation (Korporasi Keuangan Pembangunan Internasional-AS/ DFC) Adam Boehler.
Ia mengatakan bisa melipatgandakan portopolio US$ 1 miliar saat ini. Tentunya, jika RI mau bekerja sama dengan Israel dalam sebuah wawancara di Hotel King David Yerusalem.
Kita doakan aja semoga pemerintah RI bisa bekerja sama dengan negara yang dapat memberikan perubahan ke arah yang lebih baik bagi bangsa Indonesia.