Esoknya, acara pemakaman pun diadakan. Namun, saat sang ibu meratapi kepergian buah hatinya, tiba-tiba nenek dari pihak ayah Camila melihat secara dekat bahwa mata cucunya itu seketika bergerak dan ia melihat denyut nadi Camila yang masih bergerak.
Saat itu pula, Camila kembali diangkut ambulans menuju rumah sakit Salinas. Akan tetapi, tak ada satu pun dokter yang bisa menghidupkannya kembali sehingga Camila dinyatakan meninggal dunia untuk kedua kalinya. Saat itu, ia mengalami edema serebral alias pembengkakan otak.
“Itu benar-benar di mana bayi saya selesai. Kami hancur karena gadis saya adalah orang yang sangat bahagia, dia bergaul dengan semua orang, dia tidak memilih siapa pun, ”kata Mendoza.
“Kami memiliki banyak orang di peternakan yang mendukung kami karena dia dihargai.”
Keluarga itu berencana mengirim Camila ke hari pertamanya di taman kanak-kanak minggu ini.
“Yang saya inginkan adalah keadilan ditegakkan. Saya tidak punya dendam terhadap dokter [yang] melakukan [tindakan] ekstrim,” katanya. “Saya hanya meminta dokter, perawat, dan direktur diganti agar tidak terjadi lagi,” ungkapnya.