Jaman dulu kalau terjadi perang akan ada dua jenis pasukan yang turun ke medan perang. Ada pasukan kavaleri dan infanteri. Pasukan infanteri adalah pasukan yang bergerak dengan berjalan. Pasukan ini biasanya terdiri dari anggota yang jumlahnya banyak.
Kalau kavaleri dulu merupakan pasukan berkuda. Ketika peralatan tempur semakin berkembang pasukan kavaleri tidak hanya memakai kuda, mereka mulai menggunakan tank atau kendaraan berlapis baja.
Pasukan kavaleri adalah pasukan yang membawa kendaraan tempur. Tugasnya adalah memberikan serangan mematikan pada pasukan musuh. Juga membuat jalan bagi para tentara infanteri untuk menyerang. Meski bawa kendaraan, mereka juga tetap dijaga oleh pasukan infanteri.
Di Indonesia sendiri ada yang namanya Batalyon Kavaleri (Yonkav). Yonkav merupakan batalyon asukan kavaleri Tentara Nasional Indonesia (TNI). Ukuran Batalyon bagi Korps yang menggunakan Baret Hitam ini biasanya menggunakan jumlah kendaraan yang dimiliki, terdiri dari sekian tank atau sekian panser.
Misalnya Batalyon Kavaleri di lingkungan Kostrad, satu peleton kavaleri terdiri atas 3 tank Scorpion dan 1 tank Stormer APC.
Hari Kavaleri merupakan hari dibentuknya satuan lapis baja oleh KSAD Kolonel Abdul Haris Nasution melalui Surat Keputusan Kepala Staf Angkatan Darat nomor 5/KSAD/PNPT/50 tanggal 9 Februari 1950.
Sebelum 1950, TNI belum sempat punya satuan lapis baja yang berisi tank dan panser. Pasukan kavaleri TNI memiliki tank bekas dari tentara Belanda. Karena waktu itu memang sulit mendapatkan kendaraan perang, harganya juga mahal.
Dulu Pasukan Republik yang punya panser adalah Polisi Istimewa—yang belakangan dikenal sebagai Brigade Mobil (Brimob). Modern ini pasukan kavaleri tidak hanya menggunakan kendaraan darat, tapi juga menggunakan helikopter.