Halimah Agustina Kamil: Sosok Wanita Panutan dan Menantu Kesayangan Mantan Presiden Soeharto

Gak semua tokoh publik hanya menjual kontroversi. Pun gimmick remeh hanya demi meningkatkan popularitas. Dan dari semua tokoh publik Indonesia, kita bisa mendapatkan banyak pelajaran dari mantan anggota keluarga cendana, Halimah Agustina Kamil.

Para milenial mungkin kurang mengetahui siapa Bu Halimah ini. Dan buat menyegarkan pikiran kalian, berikut adalah perjalanan dan perjuangan hidup dari mantan istri putra mantan Presiden Soeharto, Bambang Trihatmodjo.

Putri dari Duta Besar Indonesia

Sebagai menantu dari presiden yang memerintah Indonesia selama 32 tahun, tentu keluarga Halimah bukanlah keluarga biasa. Dilansir dari Wikipedia, Halimah Agustina Kamil adalah putri dari dubes Indonesia Abdullah Kamil.

Melihat karir Abdullah Kamil, dirinya pernah menjabat sebagai Bagian Penerangan KBRI di Thailand pada tahun 1948-1952. Di Thailand ini, Abdullah Kamil bertemu lalu menikahi seorang perempuan bernama Achara.

Dari pernikahan tersebut, lahirlah Halimah Agustina Kamil. Halimah lahir di New York, Amerika Serikat. Untuk waktu kelahirannya, tidak ada cukup sumber di Internet.

Menikah dengan Putra Mantan Presiden Soeharto

Kebahagiaan Halimah sempurna manakala dirinya dipinang oleh putra mantan presiden Soeharto, Bambang Trihatmodjo. Pernikahan mempelai berlangsung pada 24 Oktober 1981.

Sebagai menantu dari sosok presiden yang berkuasa di Indonesia, membuat Halimah menjadi sorotan publik. Dan harapan tak menghianati masyarakat. Terbukti sosok Halimah mampu membawa dan menunjukkan dirinya sebagai sosok yang layak ditiru.

Bagaimana tidak, keseharian dari Halimah Agustina Kamil diisi dengan berbagai macam kegiatan sosial. Selain itu, Halimah pun terkenal sangat santun dalam pergaulan. Halimah pun aktif dalam berbagai macam kegiatan sosial, salah satunya adalah Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GN-OTA).

Dari pernikahan keduanya, pasangan yang kerap dijadikan sorotan masyarakat ini melahirkan 1 putri dan 2 putra. Mereka adalah Gendis Siti Hatmanti, Panji Adhikumoro dan Bambang Aditra Trihatmanto.