Tetapi hari itu EP geram karena ada sekitar 19 murid perempuan yang tidak memakai ciput. Kemudian mereka dipanggil saat akan pulang ke rumah. EP mengambil alat cukur listrik dan membotaki rambut 19 rambut murid perempuan itu. Menurut keterangan salah satu murid, EP tidak menegur namun langsung mengambil tindakan mencukur rambut.
Kejadian tersebut membuat sebagian murid jadi trauma. Mereka jadi tidak mau masuk sekolah akibat sikap guru tersebut. Untungnya masalah ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan setelah diadakan pertemuan pihak sekolah dengan orangtua para murid yang dicukur EP. Tidak ada orangtua murid yang menuntut guru itu.