Lebih lanjut, kata Tgk Amran, masyarakat Aceh Selatan biasanya memang tidak memasang jerat yang bisa membuat kematian satwa, terutama hewan yang dilindungi seperti harimau.
Sebab miris, jika binatang yang sudah dilindungi sedemikian rupa karena spesiesnya yang langka, justru mati konyol karena tak sengaja masuk jerat.
Padahal seharusnya generasi penerus masih kebagian warisan satwa langka tersebut.
"Masyarakat Aceh Selatan selama ini hidup berdampingan dengan harimau. Pada saat konflik, saat saya di gunung, harimau menjadi petunjuk ketika tersesat," tambah Tgk Amran.
# Tiga Harimau Mati
Sebelumnya, tiga harimau Sumatera ditemukan mati terkena jerat di tua titik terpisah di kawasan hutan di Gampong (desa) Ie Buboh, Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan.
Satu induk betina diperkirakan berusia 10 tahun dan dua anakan, jantan dan betina dengan usia diperkirakan 10 bulan. Anakan jantan ditemukan mati terjerat di lokasi terpisah.
Ketiga harimau itu mati di kawasan hutan lindung yang berbatasan dengan areal penggunaan lain (APL). Indukan dan anak harimau betina ditemukan mati lima hari setelah ditemukan. Sedangkan anakan jantan mati tiga hari saat ditemukan.
Yaampun sedih bangetttttt...