Pak Lurah kaget karena tiba-tiba ada wanita yang datang ke rumahnya dan menyanyakan rumah bu Bidan.
"'Pak Lurah, Pak Lurah, Bu Bidan ke mana? Saat itu saya langsung setengah lari untuk menemuinya," ujar Chusana.
Chusana langsung panik dan pergi ke rumah bidan yang terdekat. Tapi begitu sampai bidannya juga gak ada gengs. Sampai rumah lagi Bu Aminah udah kesakitan. Udah gitu dia sambil menggendong anaknya yang masih berusia 14 bulan.
"Melihat itu, saya agak panik dan langsung lari ke dalam rumah untuk mengambil handphone buat menelepon Bu Bidan," paparnya.
Setelah menelepon, Bu Aminah udah terduduk di paving dan air ketubannya pecah.
"Dia (Aminah) berteriak, 'Aduh pecah, Pak, pecah (ketubannya)," teriak Aminah ditirukan Chusana.
"Ya, kami semua panik, tetapi tak tahu apa yang harus kami lakukan. Melihat Bu Aminah seperti itu, saya dengan cepat membuka pakaiannya, terutama yang menghalangi proses persalinan itu," ujarnya.
Pak Kades itu langusung membuka baju Ibu Aminah dan memposisikan diri untuk membantu persalinan. Sampai jabang bayinya terlihat, Chusana kemudian bersiap untuk memegang bayi yang akan lahir.
"Begitu kepalanya terlihat, kedua tangan saya siap menadahinya. Bersamaan itu, saya memanggil istri saya untuk mengambilkan selimut," ujar Chusana.
Akhirnya bayinya lahir dengan selamat gengs, di atas paving di halaman rumah pak Kades. Bayinya berjenis kelamin laki-laki.
"Ya, saya sempat gemetaran karena saya enggak punya pengalaman khusus (menangani proses persalinan)," ungkapnya.
Bayi itu beserta ibunya langsung dibawa ke Puskesmas terdekat. Jaraknya sekitar 4 Km dari rumah Pak Kades.
"Berat bayinya 3,3 kg, panjangnya 50 cm. Meski persalinannya seperti itu, semuanya berjalan lancar sehingga membuat keduanya tak ada masalah," ungkap Heti Candra Susanti, Kepala Puskesmas Talun.