"Saya seharusnya lebih berhati-hati tentang potensi konotasi negatifnya," katanya dan menambahkan bahwa bunuh diri massal dan seppuku massal ditujukan sebagai metafora abstrak.
"Setelah beberapa refleksi diri, saya berhenti menggunakan kata-kata itu tahun lalu," tambah Narita.
Di Jepang sendiri, nama Yusuke memiliki banyak pengikut oleh kaum pemuda yang meyakini atas kemajuan ekonomi mereka telah dihalangi oleh para lansia yang berkuasa.
Parahnya lagi, para pendukungnya itu meyakini jika para lansia semestinya mati saja agar tidak membebankan. Beberapa orang cemas atas pandangan Yusuke yang semakin menuai atensi di negara, dimana generasi orang yang lebih tua secara tradisional, seharusnya dihormati.