Filosofi Ondel-Ondel, dari Ikon Betawi hingga Unsur Dewa Hindu

Filosofi Ondel-Ondel, dari Ikon Betawi hingga Unsur Dewa Hindu
Ondel-Ondel (Kabar Travel)

Sejarah lain menyebutkan bahwa ondel-ondel diduga sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, dan pada mulanya dipengaruhi oleh agama Hindu-Jawa. Ondel-ondel diduga gambaran dari Dewa Brahma, Visnu, Siwa dan istri-istri mereka. Ondel-ondel dan dipersembahkan sebagai hadiah saat orang Betawi berkunjung ke daerah lain.

Pendapat berbeda justru dikemukakan oleh Mita Purbasari Wahidayat dalam disertasinya yang berjudul “Ondel-Ondel Sebagai Ruang Negosiasi Kultural Masyarakat Betawi” (2019). Mita menyebutkan bahwa ondel-ondel pada zaman dahulu disebut sebagai Barongan. Barongan awalnya digunakan untuk sektor agraris. Namun seiring berjalannya waktu, ondel-ondel menjadi ikon Jakarta dikarenakan pada saat itu sektor industry dan hiburan mulai memasuki kota Jakarta.

Ondel-Ondel (istimewa)

Sebenarnya tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan boneka raksasa ini muncul dalam masyarakat Betawi. Namun diduga Barongan ini sudah ada sejak abad ke -7 di Banten. Pada saat itu seorang pedagang Belanda melihat sebuah iring-iringan mengantarkan Pangeran Jayakarta Wijaya Krama merayakan upacara sunatan Raja Banten yang kala itu berusia 10 tahun. Iring-iringan itu selain mebawa banyak hadiah juga menyertakan dua buah boneka raksasa yang dianggap perwujudan danyang desa penolak malapetaka.

Kemiripan Barongan Betawi dengan Barong Bali diasumsikan mendapat pengaruh besar dari masyarakat Bali yang kala itu banyak datang ke Batavia untuk menetap. Barongan Betawi yang muncul pada saat masyarakat Betawi masih percaya dengan keyakinan bahwa segala yang besar memiliki kekuatan yang tidak terbatas. Hal ini yang menyebabkan bahwa didalam Barongan itu terdapat unsur magis.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"