Di sana, para peneliti juga menemukan sisa rumah-rumah yang lenyap disapu gelombang panas dan badai besar. Gelombang ledakannya sendiri memicu terciptanya air asin di Laut Mati.
Para ahli mengatakan, ledakan itu gak cuma menghapus seluruh kehidupan kota di Zaman Perunggu Tengah itu. Lahan yang dulunya subur juga musnah.
Ledakan meteor telah menyapu bersih seluruh kawasan, termasuk kota kuno Tall El-Hammam. Di situlah para peneliti juga bekerja bertahun-tahun demi menemukan bukti-bukti tersebut.
Penanggalan radiokarbon mengungkapkan bahwa dindinng batu lumpur tiba-tiba menghilang dari Kota Ghor Tengah itu. Yang tersisa cuma fondasi batu-batu. Pemukiman tembikar yang ditemukan di situs itu bahkan meleleh jadi kaca. Kemungkinan besar hal itu terjadi karena suhu ekstrem.
Setelah dugaan ledakan meteor di kawasan itu, orang-orang tidak akan kembali ke wilayah itu selama 600-700 tahun setelahnya.
Kota Sodom dan Gomora sendiri diyakin adalah kota terluar di wilayah tersebut. Luasnya diperkirakan mencapai 5 hingga 10 kali kota-kota di sekitarnya.
Steven Collins, ilmuwan dari Trinity Southwest University mengklaim bahwa timnya telah menemukan bukti adanya kota yang diperluas. Kota itu bahkan dilengkapi dengan dinding pertahanan dari bata merah. Tebalnya mencapai 5,2 meter dengan tinggi 10 meter.
Tembok pertahanan itu dilengkapi dengan gerbang, menara pengawas, dan setidaknya satu jalan utama.