Taukah kalian soal ritual Piodalan? Kalian yang tinggal di Bali dan beragama Hindu pasti mengetahuinya.
Ritual Piodalan adalah rangkaian upacara Dewa Yadnya, ditujukan untuk Ida Sang Hyang Widi di pura atau tempat suci. Yuk, kita simak tentang fakta-fakta ritual Piodalan berikut ini.
1. Ulang tahun tempat suci
Jadi, Piodalan dirayakan sebagai hari peringatan ulang tahun tempat suci atau pura. Ada yang dirayakan dengan skala kecil maupun besar. Ini tergantung kemampuan masing-masing tempat.
Jatuhnya tanggal ritual Piodalan pun bisa beda-beda untuk setiap tempat. Perhitungannya menurut wuku yang merujuk pada kalender bali dan jatuh setiap 6 bulan sekali (210 hari).
2. Ada hari-hari baik yang dipilih
Ternyata untuk merayakan hari Piodalan, bakalan dipilih hari-hari yang baik. Beberapa hari baik itu misalnya, Purnama Kapat, Kalima, Kadasa, Anggar kasih Kulantir, Julungwangi, Medangsia, Tambir, Perangbakat dan Dukut, Saniscara Kliwon (Tumpek) Landep, Wariga, Kuningan, Krulut, Uye dan Wayang. Buda Wage Ukir, Warigadean, Langkir, Merakih, Menail dan Klawu, dan sebagainya.
3. Tujuan ritual Piodalan
Ritual Piodalan punya tujuan tertentu, yakni membuat kehidupan harmonis dan sejahtera di masyarakat. Nah, menurut Lontar Sundari Gama, ada pernyataan yang menyebut kalo nggak melakukan ritual Piodalan masyarakat sekitarnya akan kekurangan sandang pangan. Selain itu, kehidupan masyarakat nggak terpelihara soalnya Dewa Wisnu nggak merestuinya.
4. Asal kata ritual Piodalan
Piodalan menurut bahasa berasal dari kata wedal yang artinya keluar atau lahir. Seperti dijelaskan sebelumnya, Piodalan memang diperingati untuk merayakan ulang tahun pura atau tempat suci umat Hindu.
5. Kemacetan saat Pidoalan