Andrei Sakharov, Tokoh Soviet dalam Pembuatan Bom Hidrogen
Kalian tau nggak sama Andrei Sakharov? Dia adalah peraih nobel perdamaian. Dia juga turut andil dalam pembuatan bom hidrogen. Yuk, simak fakta atau biografi Andrei Sakharov berikut.
Andrei Sakharoc lahir pada 21 Mei 1921. Ayahnya adalah seorang guru fisika dan penulis buku. Andrei tumbuh di apartemen yang kebanyakan ruangnya ditempati oleh keluarga dan saudaranya serta orang-orang lainnya.
Ia belajar dengan tutor di rumah selama beberapa tahun. Barulah di musim gugur 1933 ia masuk sekolah. Pada 1938, Andrei belajar di Moscow State University, tepatnya di jurusan Fisika.
Setelah ada kekacauan perang Jerman pada Juni 1941, Andrei Sakharov sempat gagal ikut ujian keseharan. Dia dinyatakan nggak cocok untuk dinas Militer.
Pada Bulan Oktober 1941, teman-teman kampusnya dievakuasi ke Ashkhabad, Turkmenistan dimana mereka meneruskan kuliah dan lulus pada 1942.
Dia turut berkontribusi untuk perang dengan kerja di laboratorium pabrik amunisi di Ulyanovsk. Selama kerja di sana, ia ketemu sama Klavdia Vikhireva yang akhirnya jadi istrinya pada Juli 1943.
Dari pernikahannya, ia mempunyai 3 anak yaitu Tanya Lyuba, dan Dmitry. Pada 1945, mereka kembali ke Moscoe dmana Sakharov mulai kerja di P.N. Lebedev Physic Institute of The Soviet Academy Sciences (FIAN) yang dibawahi sama Igor Y. Tamm.
Selanjutnya, pada Juni 1948 Tamm ditunjuk jadi ketua grup riset di FIAN untuk menyelidiki kemungkinan pembangunan bom thermonuclear. Nah, Sakharov ikut gabung ke grup Tamm sama temennya Vitaly Ginzburg dan Yuri Romanov.
Pada 1948, setelah meledakkan bob atom pertama, Soviet gabung sama Amerika Serikat dalam berlomba membangun bom hidrogen. Bob ini dianggap beribu kali lebih kuat dibanding sama bob nuklir yang jatuh di Hiroshima dan Nagasaki.
Sakharov udah mendapat banyak penghargaan ilmiah atas pencapaiannya. Tapi, dia merasa miris sama implikasi dari bom hirdrogen yang mematikan. Dia bahkan setelahnya merasa menyesal atas turut sertanya dalam penciptaan bom.
Pada tahun 1957, dua menulis artikel tentang efek radiasi tingkat rendah dan dia menyerukan penghentian tes nuklir. Pemerintah soviet tetep diam sampai tahun 1969 saat artikel dari Sakharov ini diselundupkan ke luarnegeri dan dipublikasikan sama New York Times.
Setelah esai yang viral itu, ia dipecat dari jabatannya dan menjadi aktivis hak asasi manusia. Pada tahun 1975, Andrei Sakharov lalu menjadi orang pertama di Soviet yang memenangkan Nobel Perdamaian. Hal ini setelah ia mengecam invasi Soviet 1979 ke Afghanistan.