Ekuador Ngeri Parah Karena Corona dengan Mayat-mayat Terlantar di Jalan, Ini Kata Warga

Ekuador Ngeri Parah Karena Corona dengan Mayat-mayat Terlantar di Jalan, Ini Kata Warga

Saat ini dunia tengah berjuang melawan penyebaran wabah virus corona. Ekuador pun dikabarkan termasuk negara dengan korban terbanyak. Hal itu, sampai membuat pemerintah kewalahan. 

Melansir BBC, ada 6700 orang yang meninggal di dua minggu pertama April. Kawasan Guayas jadi area paling parah yang terdampak wabah ini. 

Sedihnya, kematian bukan cuma gara-gara wabah virus corona. Tetapi, layanan kesehatan di Ekuador lumpuh alias nggak berfungsi dengan baik karena pandemi. Nggak sedikit pasien dengan penyakit lain yang nggak bisa dapetin akses layanan kesehatan. 

Mayat di pinggir jalan Ekuador (bbc.com)

Lalu, banyak jasad atau mayat manusia yang dibiarkan di pinggir jalan. Bahkan, mereka ada yang nggak diletakkan dalam peti mati. Hanya ditutupi kain putih, plastik hitam, seta ragam kresek ukuran besar. 

Ada mayat yang bergelimpanhan di jalanan, rumah duka, rumah sakit, jalanan, kamar mayat, bahkan di depan rumah. 

Seorang warga bernama Valdiviezo mengaku sangat takut dengan situasi tersebut. Pria berusia 30 tahun itu mengatakan kalo mayat-mayat terpanggang oleh panas matahari di jalan selama 6 hari.

Jenazah cuma ditutupi kain di Ekuador (Reuters/Stringer/Vicente Gaibor del Pino)

Menurut pengakuan warga, mayat-mayat itu emang dibiarkan di pinggir jalan sampai akhirnya diurus oleh petugas. Ada juga yang disebabkan karena keterbatasan peti mati. Akibat melonjaknya kematian, ketersediaan peti mati jadi terbatas. 

Itu memaksa warga untuk cuma nutup jasad dengan kain dan kardus saja. Salah sorang warga Guayaquil, Jesica Castaneda juga menuturkan kalo ia susah dapetin layanan untuk bantu ngurus jasad keluarga pamannya. 

Ia mengungkapkan, "Pamanku meninggal 28 Maret, dan tidak ada yang bantu mengurus jenazahnya. Rumah sakit mengatakan kalo mereka tidak punya pengangkut jenazah, dan kami tidak bisa meminjam karena ia meninggal di rumah. Kami memanggil ambulans tapi hanya diminta untuk bersabar. Sekaranh jenazahnya masib di tempat tidur. Sama kayak waktu dia meninggal. Tidak ada yang berani menyentuhnya."



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"