DPR Bahas YouTuber Kimi Hime, Apalagi yang Masih Perlu Dibicarakan?

DPR Bahas YouTuber Kimi Hime, Apalagi yang Masih Perlu Dibicarakan?

Saya sendiri adalah penggemar konten gaming (orang bermain game) dari laman YouTube. Perkenalan pertama saya dengan konten semacam ini terjadi di tahun 2013-an saat Gema dan Tara kerap mengunggah video lagi main DotA. Maaf, saya tidak menonton Eno Bening, nabi proletar YouTuber.

Kegemaran ini berlanjut sampai sekarang. Hingga akhirnya saya tahu beberapa pembuat konten gaming di YouTube. Seperti pangeran Jess No Limit, sultan Dyland Pros, mpok Audrey kalau lagi streamingan, MiawAug, Milyhya, hingga Bang Alex yang nama aslinya Imanuel Danang. Dan tentu saja Kimi Hime.

Kimi Hime (Instagram @kimi.hime)

Bedanya saya kenal Kimi Hime sejak dia menjadi Brand Ambassador (BA) salah satu organisasi esport terbesar di Indonesia. Tuh kalian masih bisa nemuin namannya di bawah ini.

Kimi Hime (liquipedia.net)

Jejak Kimi di dunia gim dan esports juga tidak sedikit. Ia pernah mendapat kesempatan mewawancarai beberapa pemain DotA profesional pada perhelatan ESL Genting tahun 2018. Ada Dendi, Arteezy, Abed, dan EternalEnvy sempat ia ajak ngobrol. Dan kalau bicara esport, turnamen DotA adalah sebuah legitimasi. Meskipun hal ini tidak bisa dijadikan pembenaran.

Jujur saja, saya tak nyaman menonton konten Kimi Hime. Tapi ini masalah cita rasa saja. Saya kurang nyaman dengan trademark dia yang menawarkan kehebohan saat bermain gim. Saya lebih bisa menikmati YouTuber semacam MiawAug atau Bang Tara yang tenang dan adem saat men-delivery sesuatu. Kalau sesekali ingin heboh, saya mending nonton Manca saja yang jarang upload video. Kehebohan yang terlalu kerap diunggah seperti gaya Kimi Hime itu melelahkan.

Lantas saya mendengar kabar kalau Kimi Hime dirapatkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Rapat ini diadakan setelah ada aduan dari Asosiasi Pengawas Penyiaran Indonesia (APPI) dan masyarakat terkait dugaan konten vulgar dari Kimi Hime. DPR, melalui Komisi 1 akan membahas aduan ini bersama dengan Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Setelah rapat tersebut, Kemenkominfo memanggil Kimi Hime untuk dimintai keterangan terkait konten-kontennya. Kalian mungkin sudah sangat familiar terkait apa saja yang masih dibicarakan. Mulai dugaan pornografi, konten tidak mendidik, konten 'clickbait', masa depan anak bangsa, cara berpakaian, dan hal-hal moralis lainnya.

Kimi Hime dan YouTuber lainnya (Instagram @kimi.hime)

Kimi sendiri sempat merespons kontroversi tersebut melalui Instastory-nya. Ia coba menjawab sebisanya untuk dugaan yang dilayangkan kepadanya.

Instastory Kimi Hime (Instagram @kimi.hime)

Tetapi pertanyaan saya tidak disini. Apakah kita masih harus membicarakan hal-hal semacam ini? Pertama, dugaan pornografi. Dalam Pasal 4 ayat (1) UU 44/2008 point D tertulis larangan tampilan yang mengesankan ketelanjangan. Apakah Kimi terkesan telanjang? Siapa yang pantas menilai kesan telanjang? Lantas bagaimana dengan video cabor renang di PON?

Konten tidak mendidik, satu kata 'Erico Lim'. Konten 'clickbait', YouTube memang sarangnya. Masa depan anak bangsa, masa depan anak bangsa bukan di tangan Kimi tetapi pada sistem pendidikan Indonesia. Lantas apalagi yang harus dibicarakan?

Hingga saat ini belum ada kabar lebih lanjut terkait pertemuan Kemenkominfo dengan Kimi Hime. Tunggu saja deh hasilnya. Meskipun kalian tahu hasilnya bakal gitu-gitu saja.

Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"