Pengkhianatan ini terjadi semata-mata karena rasa iba Pang La'ot pada keadaan Cut Nyak Dhien. Dia kemudian membuat kesepakatan dengan Belanda, mau memberitahu tempat persembunyian asalkan Cut Nyak Dhien mendapatkan perawatan.
Ketika ditangkap oleh pasukan Belanda kondisi kesehatan Cut Nyak Dhien sudah memburuk, penglihatannya juga sudah kabur. Ia tahu, ini adalah akhir perjuangannya.
Saat itu bulan puasa, tentara Aceh yang tersisa ditangkap dan banyak yang mati karena serbuan Belanda. Cut Nyak Dhien diasingkan ke Sumedang, Jawa Barat. Hari-hari terakhir dihabiskan di tanah Sunda hingga Cut Nyak Dhien meninggal dunia pada 6 November 1908, tepat dalam usia 60 tahun.
Makam Cut Nyak Dhien yang meninggal dunia baru ditemukan setelah Indonesia merdeka.