Bulan Ramadan belum juga datang, tapi kabar soal mudik ke kampung halaman esok ketika lebaran sudah ramai diperbincangkan beberapa hari yang lalu. Bagaimana tidak, tahun ini masyarakat Indonesia kembali dilarang untuk pulang ke kampung halaman.
Hal ini diberlakukan pemerintah mengingat kasus persebaran Covid-19 di Indonesia sendiri masih tinggi. Tapi ya namanya manusia, udah hampir dua tahun merantau pasti lah kepengin ketemu keluarga meski akibat juga bisa fatal karena di rumah bisa saja ada balita dan lansia.
Untuk mencegah agar masyarakat tidak nekat mudik lebaran tahun ini pemerintah telah menyiapkan beberapa upaya.
Sebab, meski kebijakan larangan mudik sudah diputuskan pemerintah, yakni pada 6-17 Mei, ada kemungkinan masyarakat tetap nekat pergi pada waktu tersebut bahkan sebelum atau sesudahnya.
"Sekarang sedang disusun apa nanti hal-hal yang (dilakukan) kalau terjadi kebocoran-kebocoran (tetap mudik)," kata Wakil Presiden Ma'ruf Amin saat melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan Tengah, Selasa (30/3/2021) lalu.
Selain iu, Wapres mengatakan, Pemerintah mengantisipasi jika masyarakat mengakali kebijakan larangan mudik dengan bepergian sebelum 6 Mei.
"Memang larangannya itu kan dari tanggal (6-17 Mei) tapi kita mempersiapkan sebelum itu, mereka yang mendahului sebelum tanggal itu sudah disiapkan penangkalan-penangkalannya," kata Ma'ruf.
Wapres juga mengungkap kebijakan larangan mudik tahun ini diumumkan lebih awal sebelum bulan Ramadan. Wapres menyebut, pemerintah tidak ingin pengumuman larangan mudik terlambat seperti lebaran tahun lalu, yang membuat sejumlah masyarakat tetap mudik.
"Pengalaman tahun yang lalu, walaupun sudah dilarang tapi karena terlambat larangannya, maka yang mudik itu besar," lanjut Ma'ruf.
Hal itu berdampak peningkatkan kasus Covid-19 pascalebaran hampir 90 persen. Karena itu, Pemerintah menilai perlunya kebijakan larangan mudik sejak jauh-jauh hari untuk mencegah masyarakat mudik lebaran tahun ini.