Buah pinang yang baik umumnya bakal menghasilkan cairan yang kental saat di kunyah, sedang yang kurang baik akan menghasilkan cairan yang lebih cair.
setelah itu batang sirih dicelupkan pada kapur dan dikunyah bersama dengan pinang. Hasilnya akan berubah menjadi cairan kental berwarna merah, biasanya sih diludahkan ke tanah oleh para pengunyah.
Konon katanya hasil sisa kunyahan tersebut bisa menyuburkan tanah atau tanaman karena miasih tergolong sampah organik.
Tradisi mengunyah buah pinang di tanah Papua biasanya dilakukan oleh kaum Hawa yang sudah memiliki usia lanjut. Tradisi tersebut turun temurun diwariskan ke generasi yang lebih muda.
Makanya gak heran kenapa banyak kaum lansia yang terpantau masih memiliki gigi yang masih utuh. Sampai sekarang walau di kota besar pun tradisi mengunyah buah pinang ini masih bisa di jumpai.
Buah pinang beserta perlengkapanya banyak di jumpai di pinggir-pinggir jalan kota besar di Papua. Umumnya satu paket buah pinang, kapur dan batang sirih dijual dengan harga Rp 10 ribu per plastiknya. biasanya sih berisi 10 sampai 15 buah pinang.
Namun ya orang papua gak cukup sepaket saja seharinya, rata-rata mereka dapat menghabiskan 5 sampai 10 paket setiap harinya.
Luar biasa banget ya tradisi asal Papua ini, mari kita jaga bersama-sama agar tradisi di Indonesia tidak akan hilang.