Bingung Cari Alasan Resign yang Masuk Akal? Hal Ini Bisa Diandalkan Bila Sewaktu-waktu Dibutuhkan

Bingung Cari Alasan Resign yang Masuk Akal? Hal Ini Bisa Diandalkan Bila Sewaktu-waktu Dibutuhkan

Resign adalah salah satu siklus umum dan sudah jadi hal wajar di dunia kerja. Alasan yang diajukan pun beragam. Salah satunya yang sering menjadi faktor utama adalah stres akibat bekerja di bawah tekanan dan sudah tak bisa lagi dibendung. 

Kalau berniat resign atau berhenti bekerja dari kantor, hal yang ada dalam benak adalah alasan apa yang akan disampaikan ke HRD. Alasan yang dibuat untuk resign terkadang menyembunyikan alasan sebetulnya berhenti bekerja. 

Meskipun klise, pulang kampung, capek kerja, dan ketidakcocokan dengan teman kantor itu kurang bijak dan logis meskipun benar terjadi. 

Nah, daripada bingung, kamu bisa gunakan alasan ini supaya terkesan masuk akal dan bisa diterima kerja di perusahaan lain. Kamu pun bisa meninggalkan kantor dengan damai dan bebas drama.

Ilustrasi Resign (Rajaloker)

1. Mengurus rumah tangga dan anak

Meski terkesan klise, kalau kamu adalah seorang perempuan alasan ini sangat masuk akal. 

Mengurus rumah dan anak bukanlah hal mudah, ditambah lagi dengan bekerja. Semakin tidak mudah dilalui oleh perempuan yang baru memiliki anak. 

Kamu bisa mengajukan alasan ini dengan banyak hal yang harus diperhitungkan. Apakah finansialmu sudah cukup memadai jika berhenti bekerja? Apakah gaji suami bisa mencukupi bulanan dan kebutuhan anak dan rumah? 

Jika jawabannya masih belum, pertimbangkan lagi mengenai hal yang menurut kamu dan suami sebagai landasan finansial rumah tangga. Nilai apa yang paling dibutuhkan saat ini agar semuanya cukup seimbang. 

Meskipun tugas utama seorang perempuan bukan mencari nafkah, perlu disepakati apa yang menjadi prioritas dalam rumah tangga. Jangan sampai malah terjadi konflik karena yang satu ngotot ingin resign tetapi yang satu lagi tidak mampu membiayai kebutuhan rumah tangga. 

2. Mengejar mimpi

Tidak semua orang beruntung bisa bekerja sesuai dengan cita-citanya. Ada yang perlu memutar jauh dan nyaris melupakan mimpinya untuk bertahan hidup. Mungkin alasan ini terkesan lucu bagi beberapa orang, tetapi ini adalah hal yang wajar untuk mengemukakan alasan resign. 

Setelah sekian lama bekerja, barulah mimpi lama hadir kembali memberi semangat baru di dunia kerja yang membosankan. Menggapai mimpi bisa jadi membuka peluang baru untuk kebahagiaan batin dan itu sangat wajar dirasakan. Menjelaskan mimpi pada atasan dan mengundurkan diri secara baik-baik, bisa jadi malah akan membuka masa depanmu lebih luas lagi.

3. Demi jenjang karier

Beberapa perusahaan dibentuk memang tidak selalu teroganisir dan baku. Ada juga yang memang tidak memiliki kejelasan jenjang karier untuk pegawainya. Kalau kamu adalah orang yang prosedural dan menginginkan kejelasan soal hal ini, kamu bisa berhenti dari kantor swasta dan mencari perusahaan yang berbasis kepemerintahan dengan banyak birokrasi.

Alasan ini bisa kamu gunakan untuk berhenti di perusahaan, loh. Jangan sungkan untuk mengatakannya. Tak perlu merasa bersalah karena ingin punya jenjang karier yang lebih tinggi. 

Kamu punya hak untuk mewujudkan masa depan yang diinginkan. Tapi pastikan tempat baru yang diinginkan juga punya jenjang karier yang jelas. Hal ini agar tidak membuang waktu dalam mewujudkan impian.

4. Tidak sesuai minat

Meskipun unik, alasan ini biasanya dikemukakan untuk resign dan sangat logis. Bekerja yang tidak sesuai minat akan menimbulkan kurang semangat kerja dan stres. Semangat yang kurang ini akan menular pada rekan kerja dan suasana kerja jadi kurang kondusif. Jika sudah terlanjur diterima kerja di tempat yang tidak sesuai dengan minat dan ingin mengajukan resign, alasan ini dapat dipakai untuk resign.

5. Melanjutkan sekolah

Kamu yang punya ketertarikan dalam bidang penelitian bisa kembali sekolah dan mengajukan resign jika kantor tidak menerima karyawannya melanjutkan studi. Umumnya dengan alasan ini, kebanyakan perusahaan tidak bisa menolak dan menangguhkan resign karyawan. 

Melanjutkan pendidikan adalah hak karyawan untuk menuntut ilmu demi kelangsungan karier. Biasanya pihak perusahaan akan menawari karyawan jika sudah selesai sekolah bisa melamar dan bekerja kembali.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"