Biar Kalian Nggak Ketuker Lagi Nih ... Ini Bedanya Halusinasi dan Delusi

Biar Kalian Nggak Ketuker Lagi Nih ... Ini Bedanya Halusinasi dan Delusi

Banyak orang yang sering kesulitan membedakan antara delusi dan halusinasi. Dua-duanya tuh emang berkaitan dengan masalah kejiwaan. Tapi, keduanya bukan berarti sama ... beda lho gengs.

Padahal emang beda ya, tapi masih banyak tuh orang-orang yang sering ketuker dalam penggunaan istilah keduanya. Halusinasi dan delusi umumnya muncul karena penyakit mental yang sama seperti skizofrenia atau gangguan bipolar.

Apa sih perbedaan halusinasi dan delusi? (giphy.com)

Nah, kedua masalah itu menyebabkan distorsi pada kenyataan. Keduanya juga bisa muncul bahkan tanpa adanya penyakit mental lain yang diidap seseorang.

Nah, dikutip dari Merdeka.com, biar kalian nggak ketuker antara halusinasi dan delusi, kalian perhatikan nih perbedaan keduanya. Kuy, kuy.

1. Halusinasi

1. Halusinasi Apakah dia sedang berhalusinasi? (giphy.com)

Yang perlu kalian ketahui nih, halusinasi adalah hal yang dirasakan namun nggak nyata. Sementara delusi adalah kepercayaan seseorang terhadap hal yang tak nyata atau benar. Beda, kan?!

Halusinasi berarti masih bisa merasakan, mendengar, melihat, atau mencium segala hal meski itu tidak nyata. Orang yang halu (((HALU))) mungkin percaya bahwa suatu hal itu nyata. Termasuk yang bisa dilihat, didengar, atau dirasa sangat nyata.

2. Delusi

2. Delusi Ternyata emang beda ya sama halu, halusinasi (giphy.com)

Sedangkan delusi terjadi dengan cara yang sedikit berbeda. Delusi juga melibatkan pengalaman merasakan suatu hal sebagai kenyataan, padahal ternyata tidak. Delusi adalah pikiran yang berpandangan bahwa suatu hal yang sebenernya salah, tapi malah dianggap benar.

Delusi itu bukanlah pikiran terhadap suatu hal yang dianggap keliru karena kecerdasan, pendidikan, budaya, agama, atau faktor serupa lainnya yang dialami seseorang.

Saat delusi, seseorang bakal sangat percaya akan delusinya meski sudah ditunjukkan bukti-bukti bahwa hal itu salah.

3. Contoh halusinasi

3. Contoh halusinasi Begini contoh-contoh halusinasi (giphy.com)

Halusinasi disebut sebagai kejadian yang muncul dan berhubungan dengan indrawi kita. Beda orang, beda juga yang dirasakan, tapi kondisinya mirip-mirip lah. 

Contohnya merasakan ada sesuatu yang merayap di kulit, mendengar suara yang sesungguhnya nggak ada seperti pintu ditutup atau langkah kaki.

Contoh lainnya seperti mendengar suara perintah seeorang untuk melakukan sesuatu, melihat cahaya dengan pola tertentu, timbulnya perasaan melayang kelluar dari tubuh, hingga mencium bau  tertentu tanpa penyebab khusus.

4. Contoh delusi

4. Contoh delusi Delusi contohnya apa aja nih? (giphy.com)

Delusi kan beda nih dari halusinasi, jadi delusi tuh adalah timbulnya kepercayaan seseorang tentang suatu hal yang salah. Terdapat sejumlah tipe umum dan kategori dari delusi yang terjadi. Sebagian besar dipicu oleh terjadinya penyakit mental atau masalah kejiwaan.

-Persecutory

Ini merupakan delusi ketika seseorang percaya bahwa orang lain berusaha menangkap atau berbuat hal buruk pada mereka. 

-Grandiose

Grandiose adalah delusi yang percaya bahwa diri mereka memiliki kekuatan spesial. Hubungan dengan orang penting atau terkenal, atau punya talenta dan kemampuan khusus tertentu.

-Jealous

Jealous ternyata juga delusi nih. Contoh delusi ini melibatkan kepercayaan bahwa pasangan mereka nggak setia. Hmm ....

Jealous ternyata delusi loh (giphy.com)

-Somatic

Somatic adalah kondisi pikiran yang salah salah mengenai seseorang dengan sakit atau tidak mampu melakukan sebuah hal secara fisik.

-Bizzare

Delusi jenis ini mempercayai sebuah hal yang tak mungkin terjadi, misalnya seseorang yang percaya bahwa terdapat orang yang mampu mengontrol pikiran orang lain.

5. Terus, gimana cara mengatasi halusinasi atau delusi?

5. Terus, gimana cara mengatasi halusinasi atau delusi? Caranya ... gimana yha? (giphy.com)

Halusinasi dan delusi emang bisa dialami siapa aja, tak terkecuali orang yang sehat. Meski begitu, ketika kalian merasa salah satu dari gejala di atas sebaiknya konsultasikan kepada psikolog atau psikiater deh.

Soalnya, penderita halusinasi dan delusi nggak menyadari bahwa mereka sedang mengalami gejala-gejalanya. Diperlukan penanganan yang tepat agar tidak bertambah parah. Sebab, segala hal juga bisa menjadi penyebab masalah yang berkaitan dengan mental ini.

Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"