Mereka membangun rumah dengan bahan-bahan seadanya. Gubuk tempat tinggal Marno dibuat dari seng bekas, karung dan plastik. Dia juga menanam singkong untuk kebutuhan hidup.
"Dapat Rp 20.000 buat beli beras," kata Marno.
Meski udah beasan tahun tinggal dengan sangat sederhana, Marno merasa ikhlas menjalani kehidupannya. Dia memilih hidup sederhana daripada berbuat jahat.
"Yang penting nggak panjang tangan," ujar Marno.
Marno berpesan, lebih baik hidup sederhana daripada harus mencuri.
Kisah kehidupan Marno ini dibagikan oleh anggota DPR RI Dedi Mulyadi. Dia berjanji akan bicara sama Perum Perhutani agar membantu Marno. Minimal membuatkan rumah yang lebih layak.
Gimana gengs? Apakah kalian ada yang pengen hidup menyepi di hutan? Sederhana dan keluar dari ributnya dunia?