Para ilmuwan melakukan sintesis kaca basaltik yang secara alami terjadi di Bumi ketika basal yang meleleh lalu didinginkan dengan cepat. Kemudian, basal tersebut dikarakterisasikan dalam berbagai bentuk termasuk bata dan kaca.
Analisis mengenai jumlah magnesium dan natrium yang diekstraksi dari gelas pada berbagai suhu dan berbagai ukuran butir, selalu menunjukkan hasil lebih banyak natrium ketimbang magnesium.
Terlebih lagi, kadar magnesium selalu jauh lebih rendah dari yang diperlukan agar pelipatan RNA prebiotik berfungsi dengan baik. Peneliti menemukan bahwa bagian yang hilang dari proses ini adalah aliran panas konvektif.
"Situasi ini sangat berubah ketika arus panas yang sangat mungkin ada, karena tingginya tingkat aktivitas geologi di dalam lingkungan prebiotik, ditambahkan," kata ahli biofisika Christof Mast dari Ludwig Maximilians University of Munich di Jerman.
"Kami telah menunjukkan bahwa kombinasi batuan basaltik dan arus konveksi sederhana dapat menimbulkan hubungan optimal antara ion Mg dan Na dalam kondisi alami," tambahnya.
Pencucian garam dari basal ini, ditemukan berlimpah di mantel Bumi. Informasi ini cocok dengan bentuk hipotesis "dunia RNA" untuk bekerja. Apalagi, fakta ini juga memperluas kemungkinan dalam hal campuran garam yang mungkin membantu memunculkan kehidupan.
"Prinsip yang ditunjukkan di sini berlaku untuk berbagai konsentrasi dan komposisi garam, dan dengan demikian, sangat relevan dengan berbagai skenario asal-usul kehidupan," demikian kesimpulan para peneliti.