Kabar mengenai Reynhard Sinaga sontak langsung viral di Indonesia. Ia terbukti melakukan 159 kasus perkosaan dan serangan seksual terhadap 48 orang pria, selama rentang waktu dua setengah tahun dari 1 Januari 2015 sampai 2 Juni 2017. Bahkan jumlah ini bisa lebih banyak.
Dikutip dari Bbc.com antara 159 kasus tersebut terdapat 136 kasus perkosaan, di mana sejumlah korban diperkosa berkali-kali. Reynhard sendiri mengaku jumlah korbannya mencapai 200 orang.
Diketahui dari proses penyelidikan Reynhard adalah anak pertama dari seorang pengusaha. Keluarganya tinggal di Depok, Jawa Barat. Reynhard melanjutkan studi ke Inggris pada tahun 2007 setelah lulus dari fakultas teknik jurusan arsitektur di Indonesia pada 2006.
Ia meraih tiga gelar magister di Manchester dan sedang melanjutkan studi sebagai mahasiswa doktoral di Universitas Leeds.
Begini cara Reynhard Sinaga mendapatkan korban hingga berhasil memperkosa 200 pria.
1. Mencari korban di malam hari
Reynhard Sinaga bergerak di malam hari. Secara rutin, mulai Januari 2015 hingga terungkap pada tahun 2017. Jumlah pasti korbannya belum diketahui.
Dia mencari pria-pria muda dengan rentang usia 17-36 tahun di sekitar area apartemen.
2. Beraksi dalam waktu 60 detik
Cepet banget gengs! Ngeri ya. Tampaknya Reynhard Sinaga ini udah profesional dan beneran memikirkan bagimana cara mendapatkan korban. Yah. doi emang dasarnya cerdik dan pintar.
3. Penampilan yang tampak ramah
Para korban mengaku mau diajak Reynhard ke apartemen karena melihat sosoknya yang terlihat ramah dan baik. Reynhard tampak sebagai pria yang baik.
4. Membius korban
Tampak dari video rekaman, semua korban Reynhard tidak sadarkan diri. Agar aksinya berjalan dengan lancar Reynhard membius semua korbannya menggunakan GHB (gamma hydroxybutyrate). Obat bius berupa cairan bening atau bubuk yang tak berbau.
Obat yang pada awalnya diproduksi untuk tujuan medis udah jadi obat terlarang untuk digunakan. Obat bius ini menyebabkan kematian sekitar 200 orang di Inggris.
Obat ini juga pernah digunakan pembunuh berantai di Inggris Stephen Port untuk membius korban. Port menggunakan obat bius ini juga untuk melakukan perkosaan.
5. Merekam aksi pemerkosaan