Pulau Bali kembali diguncang gempat bermagnitudo 5,8 pada Selasa (16/7/2019) pagi. Gempa itu dirasakan banyak warga di Pulau Dewata yang mulai beraktivitas.
Gempa kali ini mengguncang pada pukul 07.18 WITA. Sesaat kemudian, kepanikan terjadi di banyak tempat. Banyak pula orang yang berhamburan keluar bangunan.
Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, seperti dikutip dari Liputan6.com, lokasi gempa pagi ini terjadi pada titik koordinat 9.11 LS, 114.54 BT. Sekitar 83 kilometer barat daya Nusa Dua.
Pusat gempa tersebut berada di kedalaman 68 kilometer di bawah permukaan laut. Meski demikian, gempa tersebut tak memicu ancaman gelombang tsunami.
Demikian diwartakan Liputan6.com, gempa Bali langsung mendapat sorotan dari banyak media global. Terlebih setelah BMKG merilis siarannya.
Situs berita Inggris, Express.co.uk mengangkat isu gempa Bali dengan judul "Bali earthquake: Tourists panic as holiday hotspot rocked by 'strong' 6.2 magnitude quake".
Situs itu menyorot kepanikan turis saat Bali diguncang gempa sebelum BMKG merevisi besaran magnitudo pada gempa pagi ini.
Kesaksian seorang turis asing pun dimuat dalam situs tersebut dari sebuah twit yang menyatakan bahwa turis itu sedan berada di sebuah hotel di tepi pantai. Dan sekilas langsung memperhatikan kondisi air laut, berjaga-jaga tentang kemungkinan potensi tsunami.
Pemberitaan serupa juga dimuat oleh situs berita Inggris lainnya, Daily Mail. Situs ini menyebut ribuan turis dievakuasi dari berbagai hotel di kawasan pusat Seminyak, segera setelah gempa mengguncang Pulau Dewata.
Disebutkan pula bahwa banyak kesaksian turis menyebut bahwa getaran gempa dirasakan di wilayah Kuta, Seminyak, hingga Ubud. Lindu itu berguncang dalam getaran konstan selama sekitar 10 detik.
Sementara situs berita terbesar di Selandia Baru, Stuff.co.nz, menyiarkan berita tentang kondisi saat dan sesudah terjadinya gempa di Bali. Gempa itu diwartakan mengguncang wilayah selatan pulau tersebut.
Stuff.co.nz juga mengutip keterangan singkat salah seorang warga Selandia Baru yang tengah berlibur di Nusa Dua. Turis itu mengatakan bahwa gempa tersebut membuat banyak orang diperintahkan untuk segera keluar dari hotel dan bangunan lain di sekitarnya.
Berita serupa juga dimuat situs berita Australia, News.co.au. Media itu memuat pengakuan beberapa wisatawan yang mengaku terkejut sekaligus khawatir jika gempa itu memicu gelombang tsunami.
"Saya sangat takut karena saya baru pindah ke lokasi baru, di sisi pantai, dan seketika khawatir tentang ancaman tsunami," kata salah seorang turis di kawasan Kuta.
Hal serupa juga menjadi sorotan situs berita 9News dari Australia. Media yang berbasis di Melbourne itu menunjukkan foto dinding dan ubin yang retak di beberapa bangunan di Bali selatan. Termasuk beberapa kerusakan di sekolah dasar di Ungasan dan dua pura di Kerobokan.
Sementara itu, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dilaporkan menjalani pemeriksaan menyeluruh untuk sejumlah fasilitasnya pasca-gempa tersebut.
Direktur Jenderal Perhubungan Kementerian Perhubungan, Polana B Pramesti memastikan bahwa gempa yang terjadi di Bali tidak mengganggu jalannya operasional penerbangan di bandara itu.
"Berdasarkan laporan awal, semua dalam kondisi normal dan aman, semua fasilitas siap digunakan untuk pelayanan," jelas Polana.
Pengecekan menyeluruh dilakukan mudali dari sisi udara dan sisi darat. Fasilitas pelayanan navigasi penerbangan di AirNav Indonesia cabang Denpasar juga dilaporkan tidak mengalami kerusakan akibat gempa.
Sementara itu, Dirjen Perhubungan Udara mengimbau kepada seluruh pemangku kepentingan penerbangan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam mengantisipasi bencana yang terjadi.