Badan Intelijen Negara, disingkat dengan BIN tampak sebagai lembaga yang misterius dan istimewa.
Apa yang kamu bayangkan kalau denger kata BIN? Pasukan rahasia? Tugas rahasia negara? Nyari teroris dan penjahat yang kabur ke luar negeri?
Bisa macam-macam ya?
BIN sebenarnya adalah lembaga pemerintahan nonkementrian Indonesia yang sesuai namanya, melaksanakan tugas intelijen negara.
Cikal bakal BIN adalah Sekolah Intelijen Militer Nakano yang dibentuk saat masa penjajahan Jepang. Terbentuk sekitar tanggal 1943.
Setelah merdeka, negara membentuk badan intelijen yang bernama Badan Istimewa. Setelah memasuki masa pelatihan khusus intelijen di daerah Ambarawa, awal Mei 1946 sekitar 30 pemuda lulusannya menjadi anggota Badan Rahasia Negara Indonesia (Brani). Lembaga ini menjadi payung gerakan intelijen dengan beberapa unit ad hoc, bahkan operasi luar negeri.
Akibat persaingan di tubuh militer, terbentuk banyak badan intelijen. Sepanjang tahun 1952-1958, seluruh angkatan dan Kepolisian memiliki badan intelijen sendiri-sendiri tanpa koordinasi nasional.
Akhirnya pada 5 Desember 1958, Presiden Soekarno membentuk Badan Koordinasi Intelijen (BKI) dengan Kolonel Laut Pirngadi sebagai kepala. Selanjutnya, 10 November 1959, BKI menjadi Badan Pusat Intelijen (BPI) yang bermarkas di Jalan Madiun
Badan intelijen Indonesia terus mengalami perubahan di setiap masa pemerintahan baru. Terakhir pada tahun 2000, Presiden Abdurrahman Wahid membentuk Badan Intelijen Negara (BIN) sampai sekarang.