Istilah ojek cukup populer di Indonesia. Ojek identik dengan seseorang yang mengantarkan penumpang menggunakan motor. Seiring perkembangan zaman ternyata ojek kini semakin berkembang dengan maraknya ojek online dan menggerus ojek-ojek konvensional yang hobinya nongkrong di pangkalan.
Tapi sudah tahu belum bagaimana istilah ojek di Indonesia? Ternyata istilah ojek dikaitkan dengan bahasa Belanda yakni “object”. Kemudian ada perubahan lagi dari “object” jadi “ngobyek” dan “ngobjek”. Tahun 1980-an istilah itu berkembang.
Sebab “ngobjek” memiliki makna yakni mencari tambahan penghasilan untuk menutupi kekurangan dari pendapatan yang diterima tiap bulan. Akhirnya banyak orang memutuskan melakukan “ngobjek” dengan mengantarkan penumpang dengan sepeda motor yang mereka miliki.
Melansir dari Kompas.com, ada lagi versi lain tentang istilah ojek. Menurut W.J.S.Poerwadarminta, ojek adalah sepeda yang ditaksikan. Definisi itu terkait dengan alat transportasi zaman dulu sebelum motor yakni sepeda yang berkembang di kawasan pedesaan dan perkotaan mulai tahun 1969.
Lama kelamaan istrilah ngobjek berubah menjadi ngojek dan ojek. Jika dulu ojek ditemui di pangkalan-pangkalan dengan deretan motor, kini ojek pangkalan atau opang sudah jarang karena banyak orang memilih untuk menggunakan jasa ojek online atau ojol.
Saat ojek online mulai tumbuh di sejumlah kota, terjadi gesekan dengan para tukang ojek pangkalan yang tidak terima dengan kehadiran ojol. Namun lama-kelamaan ojek pangkalan dan ojol bisa berdamai. Bahkan banyak ojek pangkalan yang menjadi ojol demi dapat penghaislan lebih besar.