Bahasa Mandarin yang diajarkan di sekolah-sekolah di Arab Saudi nanti akan berfungsi sebagai jembatan kedua negara. Hal ini akan berkontribusi pada peningkatan hubungan perdagangan dan budaya.
Kantor berita Xinhua melaporkan bahwa investasi Arab Saudi di China baru saja dimulai. Pendapat itu disampaikan oleh Menteri Energi, Industri, dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi, Khalid bin Abdulaziz Al-Falih.
"Budaya kami sangat cocok dengan budaya China. Kami telah mengirim ratusan siswa untuk belajar ke sana. Dan ketika kembali, mereka bisa bicara bahasa Mandarin. Hal itu membuat ribuan orang Saudi memahami betapa hebatnya Tiongkok. Kami membutuhkan lebih banyak dari itu," tegas Khalid.
Sementara saat ini, China adalah mitra dagang terbesar Arab Saudi. Kemitraan dengan China bahkan melampaui negara-negara Eropa dan sekutu dekat Amerika Serikat. Pada 2018 lalu, Arab Saudi melakukan impor dengan nilai mencapai 46 miliar dollar AS, atau setara dengan Rp647 triliun.
Hal ini sejalan dengan minat Arab Saudi untuk ambil bagian dalam rancangan 'Jalur Sutera Baru' atas inisiatif Presiden Xi Jinping. Presiden China tengah berupaya membangun jalan, kereta api, dan pelabuhan yang menghubungkan China dengan dunia internasional.
Di bawah inisiatif itu, perdagangan dari China akan melewati berbagai kawasan seperti Laut Merah yang berbatasan dengan Arab Saudi sebelum menuju ke Eropa.
Berarti perkataan Nabi Muhammad SAW "Belajarlah hingga negeri China" tuh bener-bener nyata ya. Sampe sekarang hubungan kedua negara tetap terjaga.