Publik belum lama ini dibuat tercengang dengan film dokumenter televisi berjudul The Man With a Penis on His Arm yang menceritakan tentang seorang pria yang dipaksa hidup selama enam tahun dengan penis atau Mr. P yang dicangkokkan ke lengannya . Mungkin cerita ini terbilang aneh dan tidak masuk akal. Padahal, kisah ini dialami sendiri oleh pria bernama Malcolm MacDonald.
Dilansir dari Daily Mail dan The Sun, kejadian ini bermula setelah MacDonald mengalami infeksi darah akut yang dideritanya enam tahun lalu. Ketika itu, MacDonald sangat syok karena infeksinya sudah menyebar ke jari tangan, jari kaki bahkan penisnya. Seiring dengan penyebaran ini, penis MacDonald perlahan menghitam.
Sampai akhirnya benar-benar ‘terlepas’ di tahun 2014. Walau begitu, buah zakarnya disebut masih utuh. Akan tetapi, kehilangan alat kelamin ini sempat membuat MacDonald kehilangan semangat. Saking putus asanya, dia sempat menjadi pecandu alcohol. Mekanik dari Norfolk ini bahkan sampai melemparkan penisnya yang copot itu ke tempat sampah.
Sementara itu, petugas medis mengatakan kalau mereka hanya bisa mengumpulkan sisa-sisa bagian penis setelah MacDonald memutuskan untuk pergi ke rumah sakit. Pria 47 tahun itu mendapat secercah harapan bisa kembali menjadi pria normal usai bertemu dengan Profesor David Ralph, yang mendapat julukan 'master penis'. Ralph disebut sebagai ahli konstruksi penis dari Rumah Sakit Universitas London.
Dalam pertemuan itu, Ralph pun menjelaskan prosedur cangkok penis dari lengan. Akan tetapi, prosedur ini bisa memakan waktu sampai 2 tahun lamanya. Singkat cerita, MacDonald berhasil mendapat sokongan medis senilai Rp959 juta untuk melakukan operasi tersebuut. MacDonald kemudian meminta dokter untuk menambah ukuran dua inci tambahan untuk penis barunya.
Malcolm MacDonald yang kidal lantas menjalani prosedur pengambilan kulit dari lengan kirinya. Setelah itu. Dokter mulai membentuk 'penis' lengkap dengan pembuluh darah dan sarafnya sendiri. Ahli bedah membuat uretra dan memasang dua tabung yang dipompa dengan tangan. Ini juga memungkinkan MacDonald untuk melakukan ereksi 'mekanis'.
“Ketika saya melihatnya (penis) di lengan saya untuk pertama kalinya saya sangat, sangat bangga. Setelah semua yang saya lalui tidak terasa aneh sama sekali, itu hanya bagian dari diri saya. Saya seperti pria lain, Saya tidak bisa membiarkannya sendirian. Saya pikir itu adalah hal terbaik yang pernah ada,” ungkap MacDonald.
Perjalanan itu pun tidak selalu berjalan mulus. MacDonald harus beberapa kali menghadapi penundaan operasi. Seharusnya, prosedur pemasangan penis bisa dilakukan setelah dua tahun sejak cangkok dilakukan. Penis pun sudah siap dipasang di tahun 2018 lalu. Namun sayangnya, saat hari operasi siap dilaksanakan, kondisi kesehatan MacDonald sedang kurang sehat.