Dukun menjadi profesi yang masih ada hingga saat ini. Bahkan udah mulai jadi modern lih gengs. Jasa santet dan pelet bisa kamu cari di Google dan punya website layaknya penyedia jasa profesional.
Ada juga jasa yang berhubungan dengan dunia gaib dan mistis tapi berkedok Islami. Pakainya ayat Al Quran, padahal belum pasti bener atau gak. Karena masyarakat awam gak tahu, pokoknya ada ayatnya aja udah kayak pakai ilmu islam.
Mereka yang pengen kaya, cintanya diterima dan tahu masa depan gelap mata menggunakan jasa dukun. Meski bayarnya mahal bahkan resikonya juga besar.
Dr. Ali Musri Semjan Putra, MA, dikutip dari situs Adzikra, mencoba memberikan solusi syar’i dalam menangkal perdukunan tersebut.
Ada beberapa istilah yang biasa digunakan dalam praktek perdukunan. Bisa digunakan untuk maksud yang sama tapi kadang juga beda maknanya. Harus teliti dan pandai membedakan.
Ada beberapa istilah yang biasa digunakan: Kaahin (dukun), Munajjim (ahli nujum), ‘Arraaf (peramal), Saahir (ahli sihir), Rammal (tukang tenung), dan hipnotis.
Pemakaian istilah tersebut memiliki kesamaan dalam dua hal:
Pertama: mengaku mengetahui hal-hal yang ghaib.
Kedua: mengaku penerimaan info tentang hal yang ghaib dengan bantuan setan atau Jin.