Siapa kaum muslim yang tak kenal dengan batu Hajar Aswad? Batu yang terletak di pinggir Ka'bah ini menjadi salah satu bagian dari ritual haji. Yaitu dengan menciumnya saat tawaf atau mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali.
Hajar Aswad, jika diartikan ke dalam Bahasa Indonesia berarti Batu Hitam, merupakan batu berwarna hitam yang dahulunya berupa satu buah batu utuh yang sempat terpecah-pecah menjadi beberapa bagian. Sekarang batu ini telah disatukan kembali dan diikat dengan bingkai perak. Dari lubang pengikat, batu ini berukuran 20x16 cm dan dipercaya memiliki bau yang harum.
Meskipun para jemaah haji bisa melihat Hajar Aswad setiap waktu. Nyatanya batu ini memiliki banyak misteri yang jarang orang ketahui. Yuk kita lihat apa saja misteri batu tersebut dan Ka'bah secara umum.
1. Posisi Batu
Batu Hajar Aswad melekat pada sudut timur Ka'bah, yang dikenal sebagai al-Rukn al-Aswad (Sudut Batu Hitam). Batu lain, yang dikenal sebagai Hajar as-Sa'adah (Batu Felicity) diletakkan di sudut berlawanan Ka'bah, al-Rukn al-Yamani (Sudut Yaman), pada ketinggian agak lebih rendah dari Batu Hajar Aswad. Pilihan sudut timur mungkin memiliki makna ritual, ia menghadap angin timur yang membawa hujan (al-qabul) dan arah naiknya Canopus.
2. Mengalami Beberapa Kali Kerusakan
Batu Hajar Aswad tidak serta merta berdiri kokoh di bawah kaki Ka'bah selama beribu-ribu tahun. Batu ini sempat mengalami pembongkaran karena rusak akibat konflik peperangan di zaman Nabi dan setelahnya.
Pada masa Nabi, Kota Mekah pernah mengalami ancaman banjir besar yang menghantam bangunan Masjidil Haram dan Ka'bah. Karena khawatir bangunan tersebut akan roboh, Ka'bah kemudian sengaja dirobohkan untuk dibangun kembali mulai dari dasar. Tentu saja Hajar Aswad ikut terkena pembongkaran tetapi ia kembali ke posisi semula.
Setelah masa Nabi terjadi peperangan yang menghujani kota Mekah dengan batu dari ketapel raksasa atau catapult milik Bani Ummayah. Banungan Ka'bah tak bisa lolos dari serangan ini. Batu Hajar Aswad ditemukan seperti hangus terbakar dan pecah karena batu dari ketapel raksasa ini juga dibakar.
3. Asal-usul Batu
Banyak versi yang mengatakan darimana asal-usul batu tersebut. Versi yang paling banyak dipercayai adalah batu ini pertama kali ditemukan oleh Nabi Ismail ketika membangun Ka'bah bersama ayahnya Ibrahim A.S. Karena kekurangan bahan, Nabi Ismail turun ke lereng bukit lantas menemukan sebuah batu berdiameter 30 cm yang harum baunya.
Ada pula yang meriwayatkan bahwa batu ini adalah batu yang turun dari surga dan dibawa oleh Malaikat Jibril. Hal ini dibuktikan dari hadis yang mengatakan bahwa “Hajar aswad turun dari surga …” (HR. Tirmidzi no. 877).
4. Awalnya Berwarna Putih
Meskipun tadi sudah dijelaskan bahwa Hajar Aswad itu berarti batu hitam, ada yang mengatakan bahwa batu ini berwarna putih karena ia berasal dari surga. Batu yang awalnya berwarna putih dan terang benderang ini ini lama-lama menjadi hitam karena disentuh oleh orang-orang yang berdosa sehingga batu tersebut lama-kelamaan menjadi hitam legam karena menyerap dosa-dosa ini.
Bisa dibilang batu ini adalah pengampunan bagi dosa manusia. Terdapat hadis yang menyatakan fakta terkait warna batu ini. “Hajar Aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih dari susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam (HR. Tirmidzi no. 877)
5. Tidak Berlebihan Memaknai Batu Hajar Aswad
Sebagai kaum muslim yang taat, pasti paham bahwa menyekutukan Tuhan adalah dosa yang paling besar. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, …(Qs 4: 48). Untuk itu sebaiknya tidak memaknai batu Hajar Aswad ini secara berlebihan. Bahkan Umar bin Khatab dalam salah satu riwatnya pernah berucap Aku tahu, sesungguhnya kamu cuma batu biasa. Andaikan aku tidak melihat Rasulullah S.A.W menciummu, sudah tentu aku tidak akan menciumnya.”