Sebuah berita mengejutkan mengenai update vaksin virus corona datang dari Norwegia.
Terkait hal tersebut otoritas kesehatan Australia segera mencari lebih banyak informasi dari Norwegia setelah negara tersebut melaporkan kematian pada pasien lanjut usia yang telah menerima vaksin Pfizer.
Setelah sebelumnya British Medical Journal (BMJ) melaporkan 23 pasien yang lemah dan lanjut usia di Norwegia meninggal tak lama setelah menerima vaksin Pfizer-BioNTech, kini data terbaru melaporkan sebanyak 30 orang di Norwegia meninggal dunia usai mendapatkan suntikan vaksin Pzifer tersebut.
Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran baru tentang vaksin Covid-19 yang dibuat secara sintetis atau mRNA bagi masyarakat dunia, termasuk Indonesia.
Puluhan orang yang meninggal ini merupakan para lansia di panti jompo Skandinavia yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid kronis.
Menurut petugas medis Norwegia, mereka yang meninggal kemungkinan karena tidak kuat atau dalam kondisi lemah, lantaran mengalami efek samping demam hingga mual.
Pemerintah Australia yang sudah memesan 10 juta dosis vaksin Pfizer dan akan segera memulai tahap penyuntikan pertama kepada para warganya berusia lanjut, mendesak Norwegia untuk segera merilis secara rinci sebab kematian 30 orang itu.
"Kami akan menindaklanjutinya dengan hati-hati (laporan di Norwegia)," terang Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt pada Senin (18/1/2021).
Menurut Spesialis Penyakit Menular Prof. Sanjaya Senanayake, kematian setelah proses vaksinasi kemungkinan hanyalah kebetulan.
"Ini bisa saja kebetulan, orang dengan penyakit kronis meninggal karena penyakitnya bukan karena vaksin itu sendiri," terang Prof. Senanayake.
Di Australia, rencananya vaksin Pfizer akan mendapatkan persetujuan pada akhir Januari 2021, dan penyuntikkan dimulai pada Februari 2021 mendatang.
"Sampai saat ini tidak ada perubahan (jadwal vaksinasi), namun kita akan mengikuti saran petugas medis," kata Menkes Hunt.
Lalu bagaimana nasib vaksin Sinovac? Apakah masih aman? Mari kita lihat perkembangan informasinya.