Sedih! Klinik Anak di Korea Selatan Mulai Banyak yang Tutup Karena Resesi Seks

Sedih! Klinik Anak di Korea Selatan Mulai Banyak yang Tutup Karena Resesi Seks

Rumah sakit di Korea Selatan saat ini sedang berjuang untuk menjaga unit anak-anak mereka berjalan. Pemerintah bahkan telah mengumumkan langkah-langkah darurat untuk menjaga sistem perawatan kesehatan anak yang goyah agar tetap bertahan.

Dalam pengarahan darurat, Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Cho Kyoo-hong mengatakan kementeriannya akan menambah lebih banyak pusat perawatan intensif anak umum, dan menerapkan sistem kompensasi yang akan imendorong rumah sakit yang lebih besar untuk mengoperasikan ruang gawat darurat anak sepanjang waktu.

“Investasi dalam sistem medis pediatrik adalah investasi untuk masa depan negara kita,” katanya.

Sebelumnya pada hari yang sama, Presiden Yoon Suk Yeol mengunjungi bangsal anak Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul dan mengatakan kepada staf bahwa menjaga kesehatan anak-anak adalah “prioritas utama negara.”

“Tidak ada yang lebih penting daripada memastikan anak-anak kita mendapatkan layanan perawatan kesehatan yang mereka butuhkan,” katanya. “Untuk melakukan itu kita harus membangun sistem medis pediatrik yang kuat, terutama untuk anak-anak dalam perawatan intensif, dan memberikan kompensasi yang lebih baik kepada tenaga medis kita.”

Banyak Dokter Anak Bekerja Gila-Gilaan Tapi Dibayar Kurang

Ilustrasi dokter anak (rsisurabaya.com)

Pada bulan Desember tahun lalu, Gachon University Gil Medical Center dengan kapasitas 1.500 tempat tidur, rumah sakit terbesar di Incheon bersama Incheon Medical Center yang dikelola negara, mengumumkan penghentian penerimaan pasien anak.

Alasan utama di balik apa yang dimaksud dengan penutupan sementara adalah kekurangan dokter magang selama bertahun-tahun, yang dikenal sebagai residen, di bidang pediatri. Kekurangan tersebut memaksa dokter anak yang ada untuk bekerja terlalu keras.

Di Pusat Medis Gil yang sama pada tahun 2019, seorang residen pediatri meninggal saat bekerja lembur. Investigasi oleh Asosiasi Penduduk Magang Korea pada saat itu mengungkapkan bahwa dia telah bekerja rata-rata 88 jam per minggu, terkadang bekerja selama 50 hingga 55 jam per shift. Tidak hanya di Incheon tetapi di seluruh negeri, klinik dokter anak tutup dan rumah sakit membatasi layanan pediatrik mereka.

Klinik dokter Anak di Korea Selatan Mulai Tutup



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"