Penghasilan game tester di Indonesia masih belum seperti luar negri
Galih Kartiko, game tester dari PT Gameloft Indonesia mengakui penghasilan game tester di Indonesia belum seperti di mancanegara.
Sistem gaji di dalam negeri memakai sistem upah minimum yang setiap wilayah berbeda-beda. Bahkan, gaji game tester masih di bawah gaji tenaga teknologi informasi seperti programmer maupun desainer gim.
Pendapatan yang besar itu sebanding dengan tugas game tester yang harus menemukan cacat (bug) dan mengeksplorasi gim agar mengetahui kelemahan secara mendetail, sehingga benar-benar game solid ketika dirilis ke pasar.
Durasi pengujian gim yang masih dalam tahap pengembangan ini bisa mencapai dua sampai tujuh bulan.
Menurut Galih, prospek profesi game tester ke depan semakin diperhitungkan.
Pertimbangannya, perkembangan teknologi telepon seluler dan ekspansi layanan internet pesat sangat, sehingga kebutuhan akan gim baru terus berkembang. Alhasil profesi game tester pun sangat dibutuhkan industri gaming.
“Profesi game tester akan menggiurkan kalau banyak perusahaan lokal yang berniat membangun dan mengembangkan gim atau online mobile terutama bidang pendidikan,” jelasnya.
Di sisi lain, Gali melihat sumber daya manusia di industri kreatif Indonesia cukup banyak dan berkualitas tinggi. Semestinya hal ini bisa menjadi modal bagi industri gim di tanah air bisa terus tumbuh.
Kapan ya penghasilan game tester kita kek luar negri gitu? Ya sabar aja, sekarang udah mulai banyak kok yang mulai merintis. Maju terus per-game-an Indonesia!