Wafat di Usia Muda, Ini Cerita Perjuangan Ibu Kita Kartini untuk Kaum Perempuan

Wafat di Usia Muda, Ini Cerita Perjuangan Ibu Kita Kartini untuk Kaum Perempuan
Kartini dan suaminya (samzurry.wordpress.com)

Kartini bukan istri satu-satunya, namun sang suami pada akhirnya sangat mengerti kegelisahan dalam hati sang istri. Alhasil, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat pun mengizinkan Kartini untuk membuka sekolah untuk para wanita. Dengan segala dedikasi dan semangat menuju kehidupan yang lebih baik, dia pun memberikan kesempatan belajar untuk kaum wanita.

Sayangnya, perjuangan Kartini harus berhenti di usia 25 tahun. Dia meninggal dunia hanya 4 hari setelah melahirkan anak pertamanya, Soesalit Djojoadhiningrat. Hal ini tentunya menjadi pukulan bagi banyak orang. Terlebih penyebab kematiannya cukup misterius karena sebelumnya Kartini dalam kondisi sehat bugar.

RA Kartini berhasil mendirikan sekolah untuk kaum wanita (jengsusan.com)

Meski demikian, perjuangan Kartini belum berakhir. Sahabatnya yang ada di Belanda, Abendanon, kemudian mengumpulkan semua surat yang pernah dikirimkan RA Kartini untuk teman-temannya di Belanda. Semuanya dibukukan dan diberi judul Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang).

Walau perjuangan RA Kartini terbilang singkat, namun pemikiran dan usahanya untuk memajukan pendidikan kaum wanita benar-benar patut dikenang. Tidak heran jika setiap 21 April diperingati sebagai Hari Kartini.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"