"Perempuan yang selalu terintimidasi oleh laki-laki, termasuk saya. Cuman kalau aku enggak punya pikiran pendek enggak mau bunuh diri, lawan aja mau dibully masyarakat yang penting tegak lurus ke depan," ujarnya.
Wakil Ketua Komnas Perempuan, Mariana Amiruddin kemudian menjelaskan bahwa Novia Widyasari merupakan salah satu korban dari ribuan kasus yang sama.
"Kasus ini bukan hanya ini saja, banyak sekali kasus perkosaan pemaksaan aborsi yang kemudian pelakunya adalah oknum aparat. Jadi tidak satu ini, cuman karena ini ramai di publik diviralkan," ungkap Mariana Amiruddin.
Namun karena kasus perempuan 23 tahun itu ramai diperbincangkan publik, masyarakat baru menyadari bahwa di Indonesia, masih banyak perempuan yang merasa depresi hingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena masalah asmara.
"Jadi orang baru ngeuh, ternyata ada sampai orang bunuh diri, dan perempuan bunuh diri karena diperkosa atau dipaksa berhubungan seksual kemudian dia hamil, dipaksa aborsi berkali-kali sampai ancaman pembunuhan, kata-kata secara psikis membuat dia depresi itu banyak sekali, hancur, dia memutuskan untuk menyelesaikan hidupnya," ucapnya.
Mendengar pernyataan itu, Nikita Mirzani kemudian menjelaskan bahwa ia pernah dipaksa aborsi saat mengandung anak kedua. Nggak cuma itu, presenter 35 tahun ini juga mendapat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Namun, ia memilih untuk tetap bertahan hidup.
"Itu juga dialami sama aku kok, anak kedua aku dipaksa untuk aborsi sampai dipukul. Sakit banget, cuman karena aku orangnya nggak mau bunuh diri, kayaknya kalau bunuh diri tidak menyelesaikan masalah sih," pungkas Nikita Mirzani.