Memiliki anak yang cerdas adalah dambaan setiap orang tua. Bahkan banyak orang tua beranggapan bahwa musik klasik akan membuat bayi jadi pintar.
Akhirnya, sejak anak masih dalam kandungan, aneka musik klasik dari banyak komposer dunia, termasuk Mozart pun diperdengarkan. Hal ini dikenal sebagai mozart effect.
Tapi, benarkah musik klasik akan membuat bayi jadi pintar? Para peneliti Harvard mengungkapkan bahwa klaim musik klasik membuat bayi jadi lebih pintar adalah mitos yang sudah menyebar luas dan masih dipercayai sampai saat ini.
Dilansir dari Quartz, Samuel Mehr, seorang mahasiswa PhD di Harvard mengatakan, "Tidak ada bukti kuat bahwa mendengarkan Mozart, atau mendengarkan apa pun, melakukan apa pun untuk kecerdasan atau keterampilan kognitif dalam domain yang bukan musik."
Lebih lanjut, studi tersebut dijelaskan dalam makalah 11 Desember 2016 silam yang diterbitkan dalam jurnal akses terbuka PLoS One.
"Lebih dari 80 persen orang dewasa Amerika berpikir bahwa musik meningkatkan nilai atau kecerdasan anak," kata Mehr.
"Bahkan dalam komunitas ilmiah, ada kepercayaan umum bahwa musik penting karena alasan ekstrinsik ini. Tetapi hanya ada sedikit bukti yang mendukung gagasan bahwa kelas musik meningkatkan perkembangan kognitif anak-anak."
Untuk mengeksplorasi hubungan antara musik dan kognisi, Mehr dan rekan-rekannya merekrut 29 orang tua dan anak-anak berusia 4 tahun dari Cambridge. Namun Mehr mengungkapkan bahwa studinya ini masih dalam tahap awal.
Namun bukan hanya dia yang mengungkapkan bahwa Mozart Effect ini hanyalah sebatas mitos. Sebelumnya para peneliti di Appalachian State University juga menyanggah efek Mozart, peningkatan kecerdasan sementara yang dialami setelah mendengarkan sonata piano yang ditulis oleh komposer terkenal. Hasil studinya dimuat dalam jurnal Psychological Science edisi Juli 1999.
Mengutip Baby Center, hasil studi efek Mozart pertama kali dilaporkan pada tahun 1993 oleh para ilmuwan di Universitas California di Irvine, dan penelitian tersebut diulangi oleh kelompok yang sama pada 1995.