Salah satunya, menurutnya, adalah manggung saat tahun baru mendatang di Kalimantan Barat.
"Iya, ada manggung tahun baru di Mempawah," kata Yulia.
Tanpa tiga personel lainnya, Yulia belum bisa memastikan akan seperti apa nasib panggung tersebut. Belum lagi Ifan Seventeen pun masih dilanda duka mendalam. Padahal, masih ada beberapa kontrak lain yang harus dikerjakan.
Seventeen dibentuk di Yogyakarta pada 1999 silam. Sejauh berkiprah dalam belantika musik dalam negeri, Seventeen telah mencetak enam album. Beberapa di antaranya adalah Lelaki Hebat (2008), Dunia yang Indah (2011), 5ang Juara (2013), dan Pantang Mundul (2016).
Sebagaimana diketahui, Seventeen menjadi korban tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12/2018) malam. Saat itu, mereka sedang manggung untuk acara gathering PLN di Tanjung Lesung Beach Resort, Banten.
Mereka baru saja menampilkan dua lagu waktu itu. Namun tiba-tiba gelombang air setinggi 0.9 meter menerjang panggung mereka yang tampak membelakangi bibir pantai tersebut.
Tiga personel Seventeen, road manager, istri Ifan, demikian penonton lainnya, menjadi korban bencana tersebut. Di antara semua personelnya, hanya Ifan yang selamat. Ia diobati di klinik setempat.
Kemarin, istri Ifan, Dylan Sahara, pun telah dimakamkan di kampung halamannya di Ponorogo, Jawa Timur. Sejumlah musisi dan artis lainnya pun tampak hadir memberi penghormatan dan dukungan kepada Ifan.
Demikian dengan rekan-rekan lainnya, M Awal Purbani dimakamkan di Gamping, Sleman, Yogyakarta; Herman Sikumbang dimakamkan di Tidore; Oki Wijaya dimakamkan di Krapyak, Bantul, Yogyakarta; dan rekannya Rukmana Rustam