Ketika bergelut dengan pertentangan "ini aku" dan "ini bukan aku" terdapat emosi yang tidak diinginakan, ingatan dan aksi yang bisa menekan identitas asli. Meskipun secara psikologi diakui bahwa emosi seseorang itu fluktuatif -atau tidak pasti- dalam spektrum identitas. Tetapi menekan diri dengan menyatakan "ini bukan aku" bisa mengganggu kesehatan mental. Apalagi jika diulang terus menerus. Paling penting yang perlu diketahui adalah, emosi seseorang tidak selalu menggambarkan hal positif. Dan ini perlu disadari serta diakui sebagai identitas personal.
Dalam film Split yang menceritakan seorang pria dengan 24 karakter adalah fenomena yang unik. Tidak setiap dissociative Identity Dissorder (DID) bisa melakukan tindakan yang jahat. Karena ada struktur yang unik yang bisa membuat seseorang memutuskan melakukan tindakan yang menyakitkan. Termasuk salah satunya adalah faktor kepribadian.
Mengetahui diri sendiri adalah pelajaran hidup yang penting untuk dikenali. Berdasarkan saran psikolog yang dilansir Psychology Today, lebih baik terbuka menghadapi atau menyelesaikan konflik internal daripada menghindari, menunda dan memendamnya sendiri. Mental yang sehat berkaitan dengan identitas yang jelas dan saling tarik menarik. Artinya, seseorang harus tahu apa yang diinginkan dan bagaimana cara mencapainya untuk mendapatkan versi diri sendiri yang sehat dan lebih bahagia.
Tertarik nonton film Split? Kamu bakal menemukan dua sisi yang bisa memperbanyak pengetahuan tentang kepribadian. Horor sih pasti, jadi cari mood yang tepat dan teman yang hangat untuk menikmati setiap narasi filmnya.