Namun, di bangku SMP ia lagi-lagi mendapatkan perlakuan tak menyenangkan. Ia kembali dibully karena fisik.
"Ketika SMP adalah bully an yang paling menyakitkan. Salah satunya adalah karena gigi maju," jelasnya.
Lanjut di SMA, ia berusaha belajar untuk bisa lulus SNMPTN dan mendapatkan beasiswa. Meski dirinya sempat mendapatkan nilai rendah semasa kuliah, ia tidak menyerah.
Jadi Dosen
Setelah lulus sarjana, Alano terus berusaha keras untuk bisa mendapatkan beasiswa S2. Akhirnya dirinya bisa melanjutkan S2 dengan beasiswa penuh. Ia lulus S2 dalam waktu 1 tahun lima bulan.
Setelah lulus S2, Alano menjadi dosen. Dia berhasil menjadi seorang dosen diusia 22 tahun.