"Uji coba peluncuran rudal sebagai bagian dari uji coba senjata baru," ujar Kementerian Pertahanan Rusia seperti dikutip TASS.
Setelah diuji coba, ternyata rudal tersebut mampu menghantam target pada jarak 450 kilometer dari titik peluncuran. Bahkan, ia mampu mengembangkan kecepatannya lebih dari 8 kali kecepatan suara.
"Dalam penerbangannya, rudal itu mengembangkan kecepatan lebih dari Mach 8," ungkap Kementerian Pertahanan Rusia.
Sebelumnya, 6 Oktober lalu, kapal fregat Admiral Gorshkov melakukan uji coba untuk pertama kali rudal hipersonik Tsirkon, juga dari Laut Putih terhadap target di Laut Barents.
Setelah uji coba selesai, sistem rudal hipersonik Tsirkon akan menjadi senjata utama kapal selam dan kapal perang Angkatan Laut Rusia.
Pertengahan September 2020 lalu, Presiden Vladimir Putin mengungkapkan, langkah Amerika Serikat (AS) keluar dari Perjanjian Rudal Anti-Balistik (ABM Treaty) pada 2002 memaksa Rusia untuk mengembangkan senjata hipersonik.
"Kami harus membuat senjata-senjata ini sebagai tanggapan terhadap sistem pertahanan rudal strategis AS, yang di masa depan dapat benar-benar menetralkan, meniadakan seluruh potensi nuklir kami," tegas Putin.