Seni adalah ekspresi kreatif yang memupuk imajinasi, bukan pelajaran untuk mengikuti arahan. Melalui lukisan, musik, playdough, gambar atau media lainnya, anak bisa belajar mengelola emosi mereka, membuat keputusan, dan mengekspresikan ide-ide mereka.
Aktivitas seni dapat memberikan rasa kebebasan namun juga mendorong fokus dan konsentrasi.
Kegiatan seni juga mengembangkan keterampilan motorik halus dan koordinasi tangan-mata. Selain itu, kegiatan ini bisa membangun rasa percaya diri karena anak memperoleh rasa penguasaan terhadap materi sehingga menghasilkan kreasi baru.
4. Berbagi kegiatan literasi.
Jadikan waktu membaca berkesan dan diskusikan kemungkinan skenario atau akhir cerita lainnya dengan menggunakan imajinasi anak. Buatlah cerita bersama anak, terkadang dengan dia sebagai tokoh utama; di lain waktu mengajukan dilema moral. Secara bergiliran mengarang cerita lanjutan.
5. Ajukan pertanyaan terbuka dan menggugah pikiran
Mengajukan pertanyaan yang memancing pemikiran imajinatif dan kreatif adalah cara efektif untuk mengajak anak mengekspresikan ide dan berbagi visinya, sekaligus memberinya pesan bahwa idenya penting.
“Menurutmu apa yang akan terjadi jika….?”
“Apa perbedaan antara anjing dan kucing?”
"Apakah ada cara lain untuk melakukan ini?"
6. Batasi waktu 'Screen Time'
Memupuk imajinasi dan mengasuh anak di era digital bisa jadi sulit. Berfokus pada layar merupakan cara belajar pasif bagi anak. Alternatifnya adalah mendorong anak untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Melibatkan anak secara kinestetik dengan menggunakan seluruh tubuh dan panca inderanya juga membuka pikiran.
7. Ingatlah untuk memberikan waktu istirahat
Waktu yang tidak terstruktur dan tidak terjadwal memberikan kesempatan kepada anak untuk berimajinasi dan berkreasi.
Itu tadi 7 tips mendidik anak agar menjadi anak yang kreatif dan imajinatif. Semoga artikel ini bermanfaat ya!