Gareth Powell peneliti dari Universitas Brigham Young membuat ulang garis waktu evolusi kunang-kunang dengan cara menyusun pohon keluarga kumbang.
Pada tahun 2019, Powell dan timnya menganalisis DNA dari 88 spesies kumbang bercahaya untuk membuat pohon keluarga raksasa. Namun, data tersebut masih kurang hingga akhirnya pada tahun 2020, tim memberikan mata rantai lain yang hilang pada pohon keluarga dengan menambahkan fosil kumbang bercahaya berusia 99 juta tahun dan menjadi tertua yang pernah dideskripsikan.
Para ilmuwan tersebut lalu menempatkan fosil kumbang serta kunang-kunang di cabang-cabang pohon keluarga di mana mereka memiliki karakteristik fisik yang paling mirip.
Hasil dari penelusuran pohon keluarga tersebut mengungkap jika kunang-kunang mulai bercahaya setidaknya 141 juta tahun lalu (sebagai larva) dan 133 juta tahun lalu di udara. Temuan ini pun mendukung gagasan bahwa kunang-kunang bercahaya untuk kawin karena di masa tersebut predator kunang-kunang seperti kelelawar bahkan belum ada. Ritual kawin kunang-kunang ternyata memiliki sejarah panjang dan penting. Studi kunang-kunang bercahaya bukan untuk hindari predator, tetapi untuk kawin ini telah dipublikasikan di bioRxiv.
Nah, sekarang terjawab sudah kan rasa penasaranmu.