Syafruddin Prawiranegara dan Assaat: Siapa yang Mengira Mereka Mantan Presiden Indonesia Juga

Syafruddin Prawiranegara dan Assaat: Siapa yang Mengira Mereka Mantan Presiden Indonesia Juga

Bagi generasi milenial jarang ada yang mengenal sosok Syafruddin Prawiranegara dan Assaat. Faktanya... mereka adalah presiden Indonesia yang terlupakan gengs.

Kita hanya mengetahui tujuh Presiden RI. Mulai Soekarno hingga Joko Widodo saat ini. Padahal ada dua orang lagi yang pernah menjabat pada saat Indonesia sedang genting.

Penyebab Syafruddin Prawiranegara dan Assaat terlupakan

Penyebab Syafruddin Prawiranegara dan Assaat terlupakan Syafruddin Prawiranegara dan Assaat(viewhidden.blogspot.com)

Bisa jadi karena faktor usia memimpin yang relatif singkat membuat nama kedua tokoh ini terlupakan. Padahal konstribusinya terhadap NKRI, sejajar dengan presiden dan seluruh pejuang kemerdekaan lainnya loh gengs.

Sjafruddin Prawiranegara

Sjafruddin Prawiranegara Sjafruddin Prawiranegara (KanalJabar.com)

Sosok yang jarang dikenal anak milenial ini pasalnya pernah memimpin saat Presiden Soekarno dan Hatta diasingkan Belanda pada Agresi Militer Belanda kedua. Saat itu, Belanda habis-habisan menggempur Yogyakarta gengs. Waduh....

Gak cuma presiden dan wakilnya aja, saat itu Belanda juga menangkap pemimpin Indonesia lainnya untuk diasingkan ke Pulau Bangka. 

Belanda menyiarkan kabar bahwa Indonesia telah bubar, karena pemimpin-pemimpinnya sudah mereka tawan.

Tapi tidak, untungnya ada Sjafruddin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran sedang berada di Bukittinggi, Sumatera Barat, sehingga terhindar dari pengasingan. 

Ia lantas mengusulkan pembentukan pemerintahan darurat demi meneruskan pemerintahan RI. Usulan tersebut senada dengan telegraf Soekarno yang memberi kuasa kepada Sjafruddin Prawiranegara untuk memimpin pemerintahan.

Dilansir dari laman Lampung.rilis.id, Sjafruddin kemudian menggelar rapat pada 19 Desember 1948, bersama Gubernur Sumatera Mr. T.M. Hasan. Dibentuklah Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI), untuk menghindarkan NKRI dari kekosongan kekuasaan.

Pada 22 Desember 1948, PDRI diproklamirkan dan Sjafruddin didaulat sebagai pemimpinnya. Ia dibantu oleh kabinet di antaranya  T.M. Hasan, S.M. Rasjid, Lukman Hakim, Ir. Mananti Sitompul, Ir. Indracahya, dan Marjono Danubroto. Sementara Jenderal Sudirman tetap menjadi Panglima Besar Angkatan Perang.

Akibat agresi militer besar-besaran akhirnya Belanda mendapat kecaman fihak internasional sehingga munculah perjanjian Roem-Royen. Sjafruddin mengembalikan pemerintahan kepada Soekarno pada 13 Juli 1949, yang sekaligus menandai akhir masa jabatannya. Wah berjasa banget gak tuh?



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"