Perusahaan asuransi Cigna baru saja menggelar survei terbarunya. Perusahaan asuransi itu menyurvei kesejahteraan masyarakat yang dilihat dari lima faktor. Mulai dari fisik, keluarga, sosial, keuangan, dan pekerjaan.
Survei tersebut dilakukan di 23 negara yang melibatkan 14.500 responden. Indonesia pun masuk dalam daftar survei tersebut. Hasilnya, tingkat stres responden Indonesia memiliki 61 poin dibanding rata-rata global yang mencapai 61,2 poin. Survei itu bahkan menyebut India sebagai negara dengan tingkat stres tertinggi, mencapai 70,4 poin.
Cigna Indonesia melaporkan bahwa tingkat stres Indonesia dianggap rendah karena hanya 75 persen responden saja yang menderita stres. Data ini lebih rendah dari Singapura yang mencapai 91 persen, dan Thailan yang mengklaim bahwa mereka menderita stres.
Setengah dari responden yang menderita stres menganggap bercerita, terutama tentang masalah yang dialami seseorang, dapat meredakan tekanan mereka. Kebanyakan dari mereka mempercayakan cerita tersebut kepada teman atau keluarga.
Ben Furneaux, Direktur dan Kepala Marketing Officer Cigna, mengatakan kondisi keuangan dan lingkungan kerja adalah penyebab utama stres. Kondisi stres berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental. Bahkan stres bisa menyebabkan otak lebih tua beberapa tahun.
Stres berkaitan dengan fungsi kognitif yang lebih buruk dikemudian hari. Begitu jelas riset University of Wisconsin School of Medicine and Public Health. Kecemasan atau stres merupakan kondisi yang ternyata bisa diciptakan sendiri. Terlampau berandai-andai akan suatu hal akan menyebabkan ketakutan hingga depresi.