Djuyoto Suntani sebelumnya juga pernah berprofesi sebagai wartawan. Dia bekerja untuk media Kedaulatan Rakyat di Yogyakarta sekitar tahun 1980-an. Dia memilih jadi wartawan karena menginginkan profesi yang mandiri dan fleksibel.
Selanjutnya, Djuyoto mundur dari dunia media. Setelah itu dia membentuk TWPC pada tahun 1997 di Swiss. Namanya pun mendunia hingga kini.
Dalam organisasinya itu, dia aktif menciptakan perdamaian dunia menggunakan gong. Yap, Gong Perdamaian Dunia. Sejumlah gong bahkan telah di tempatkan di beberapa daerah di Indonesia dan di luar negeri. Semua itu ditujukan sebagai simbol perdamaian dunia.
Sosok yang pernah jadi wartawan ini pun pernah menulis buku berjudul "Tahun 2015 Indonesia Pecah". Djuyoto sempat memprediksi bahwa Indonesia akan pecah menjadi 17 bagian karena konspirasi global. Menurutnya, hal ini terjadi karena krisis ekonomi tahun 1997 lalu.
Selain buku tentang prediksinya itu, Djuyoto Suntani juga pernah menerbitkan biografinya dalam format film dan buku juga. Filmnya berjudul "Bapak Pemersatu Bangsa" yang diluncurkan pada Januari 2009 lalu. Rama Denaru, sutradara film itu, menyebut tak ada proses syuting film biografi Djuyoto Suntani.
"Itu hanya edit-edit footage untuk akun YouTube-nya," kata Rama.
Sementara buku biografinya telah tersedia alam 9 bahasa. Buku itu disunting oleh Denisa Gokovi, perempuan asal Albania yang jadi duta budaya TWPC. Djuyoto mengatakan bahwa Gokovi adalah adik sepupunya. Dia adalah artis top dan masih memiliki hubungan keluarga dengannya.
Djuyoto Suntani memiliki dua orang istri. Istri pertamanya adalah istri di Eropa yang dia bilang adalah ketua parlemen. Belum jelas parlemen dari negara mana. Sementara istri keduanya adalah seorang perempuan asal Jawa Tengah.
"Saya sudah mempunyai cucu dua, Indonesia satu dan Eropa satu. keseimbangan (dunia Barat dan Timur," kata Djuyoto Suntani.
Itulah sosok Djuyoto Suntani, presiden perdamaian dunia yang ingin mewujudkan tatanan dunia baru. Namanya juga jadi dikenal setelah meminta Presiden Joko Widodo untuk menghentikan PSBB di seluruh Indonesia.