Sejarah dan Isi Surat Kepercayaan Gelanggang, Yuk Ketahui!

Sejarah dan Isi Surat Kepercayaan Gelanggang, Yuk Ketahui!

Taukah kalian apa itu Surat Kepercayaan Gelanggang? Surat Kepercayaan Gelanggang merupakan sikap dari sekumpulan sastrawan Indonesia Angkatan '45. Beberapa di antara mereka misalnya Rivai Apin dan Asrul Sani, dan Chairil Anwar.

Para sastrawan tersebut tergabung dalam Gelanggang Seniman Merdeka. Itu adalah perkumpulan seniman yang berdiri di Jakarta pada 1946. 

Para seniman "Gelanggang Seniman Merdeka"

Kata Gelanggang berasal dari nama ruang budaya di majalah mingguan bernama "Siasat". Nah, tiga tokoh (Chairil Anwar, dan Asrul Sani) adalah pengasuh dari perkumpulan ini. 

Gelanggang Seniman Merdeka menjadi ruang gerak seniman buat mencetuskan gagasan, ide, pemikiran, serta cita-cita. Di sana nggak cuma ada penulis, tapi juga ada pelukis, musikus, dan seniman lainnya.

Ada motivasi yang melatarbelakangi terbentuknya perkumpulan ini. Chairil Anwar, Asrul Sani, dan Rivai Apin memiliki idealisme untuk lepas dari ikatan dan pengaruh angkatan sebelumnya dan penguasa tertentu yang dianggap munafik atau menghambat kreatifitas. Nggak cuma itu aja, melansir Ensiklopedia.kemdikbud.go.id, mereka menentang chauvinisme dan punya paham kalo seni bersifat universal.

Lalu, lahirlah "Surat Kepercayaan Gelanggang". Surat tersebut jadi dasar pedoman bagi anggota Gelanggang. Konsep awalnya sendiri berasal dari Asrul Sani. Surat Kepercayaan Gelanggang diterbitkan pada 23 Oktober 1950 melalui majalah mingguan "Siasat". 

Asrul Sani (nusantaranews.co)

Berikut isi lengkap surat pernyataan itu:

"Surat Kepercayaan Gelanggang"

Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. Kami lahir dari kalangan orang banyak dan pengertian rakyat bagi kami adalah kumpulan campur-baur dari mana dunia-dunia baru yang sehat dapat dilahirkan.

Ke-Indonesiaan kami tidak semata-mata karena kulit kami yang sawo matang, rambut kami yang hitam, atau tulang pelipis kami yang menjorok ke depan, tetapi lebih banyak oleh apa yang diutarakan oleh wujud pernyataan hati dan pikiran kami.

Kami tidak akan memberikan suatu kata-ikatan untuk kebudayaan Indonesia. Kalau kami berbicara tentang kebudayaan Indonesia, kami tidak ingat kepada melap-lap hasil kebudayaan lama sampai berkilat dan untuk dibanggakan, tetapi kami memikirkan suatu penghidupan kebudayaan baru yang sehat. Kebudayaan Indonesia ditetapkan oleh kesatuan berbagai-bagai rangsang suara yang disebabkan oleh suara-suara yang dilontarkan dari segala sudut dunia dan yang kemudian dilontarkan kembali dalam bentuk suara sendiri. Kami akan menentang segala usaha-usaha yang mempersempit dan menghalangi tidak betulnya pemeriksaan ukuran nilai.

Revolusi bagi kami ialah penempatan nilai-nilai baru atas nilai-nilai usang yang harus dihancurkan. Demikian kami berpendapat bahwa revolusi di tanah air kami sendiri belum selesai. 

Dalam penemuan kami, kami mungkin tidak selalu asli; yang pokok ditemui itu ialah manusia. Dalam cara kami mencari, membahas, dan menelaahlah kami membawa sifat sendiri. Penghargaan kami terhadap keadaan keliling (masyarakat) adalah penghargaan orang-orang yang mengetahui adanya saling pengaruh antara masyarakat dan seniman.

Jakarta, 18 Februari 1950

Itulah Surat Pernyataan Gelanggang yang diterbitkan pada 23 Oktober 2019. Pada saat surat di atas diumumkan, Chairil Anwar yang jadi salah satu pengonsepnya sudah meninggal pada 29 April 1949.



Facebook Conversations


"Berita ini adalah kiriman dari pengguna, isi dari berita ini merupakan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengguna"